Ku jatuhkan
badan ku ke tempat tidur, ku lemparkan tas selempang coklat ku begitu saja. Ku tarik
nafas secara perlahan lalu membuangnya. Aku ingin menangis, aku ingin beteriak,
aku ingin siapa saja yang ada disini untuk memeluk ku. Tapi, sudalah aku
terlalu berlebihan nampaknya. Ku keluarkan laptop ku dan aku berpikir sejenak
dan mulai ku ketik kalimat-kalimat yang mengalir begitu saja dari otak ku.
Selamat pagi
atau siang atau kapan pun kau baca surat ini, aku merasa harus menulis sesuatu
ya sesuatu tapi sesuatu disini sangat banyak.
Pertama taman
kota, aku dan kamu sering duduk dikursi tepat dibawah pohon yang rindang. kita
sering mengerjakan tugas bersama disini, sesekali bercerita hal-hal yang lucu.
Kamu nampak senang dengan yang berbau humoris. Aku selalu merasa senang jika
berada disini kau selalu memberi hiburan tersendiri seperti memberikan
permen-permen kepada anak kecil, membelikan ku balon yang jelas jelas umur ku
sudah sangat dewasa untuk bermain balon. Tak apa aku senang bila kau yang
memberinya .
Kedua pantai,
aku sering pergi ke pantai bersama keluarga ku. Tapi entah kenapa hal yang
begitu beda saat pergi ke pantai bersama mu. Aku tak peduli panasnya matahari
kala itu, kita bermain kejar kejaran sampai aku terjatuh lalu kamu hanya
tertawa lalu menolong ku. Aku juga
sangat suka bagian dimana saat teman-teman tengah sibuk membakar ayam dan
jagung, kau dan aku sibuk mengupas buah melon yang kamu bawa dari rumah. Itu
sungguh menyenangkan bagi ku, walaupun terlalu biasa bagimu. Tapi saat kamu
mengenggam jemari tangan ku untuk beberapa detik saat di pinggir pantai sambil
berlari, itu sebuah bahagia yang tak bisa aku pungkiri walaupun itu hanya
beberapa detik.
Ketiga just give
me a reason, kamu dan aku menyukai lagu ini kita tak sengaja mendengar di mall
saat kita ingin membeli buku di toko buku. Entah mengapa kita selalu saja ingin
menyanyikan nya bersama. Sampai terkadang kita menyanyikan lagu nya bersama
didalam kelas dan seisi kelas melihat kearah kita sambil tertawa, aku tidak
peduli asal bersama mu aku akan baik-baik saja.
Keempat sekolah,
dimana kita bertemu tiga tahun dalam kelas yang sama. Hampir semua teman-teman
menjodohkan kita setiap mereka meledek kita, kamu hanya tersenyum dan berkata
“tak usah kamu dengar mereka hanya bercanda.” Kau selalu saja dapat mencairkan
suasana disaat dinginya kami semua menghadapi soal yang rumit dan di saat kerja
kelompok. Kekonyolan mu yang tidak dapat di deskripsikan itu membuat semua
orang tertawa, kau sangat menyenangkan .
Kelima pelangi,
jika pelangi mempunyai tujuh warna maka kamu adalah warna ke delapan yang
selalu mengingat kan ku untuk minum air putih. Entah dari banyak nya orang yang
menasihatiku hanya nasihat mu yang aku ingin sekali turuti, sampai sekarang aku
mencoba minum air putih untuk lebih banyak. Kalau sebelumnya aku hanya minum
air putih saat makan, sekarang aku berusaha mencoba minum air putih delapan
gelas sehari.
Terimakasih
sudah mengenalmu, sudah menjadi teman ku, sudah membuat ku tersenyum, membuat
ku tertawa, terimakasih atas segala nasihat serta saran mu selama ini, dan atas
tiga tahun ini tiada hal paling indah selain masa SMA.
Selesai menulis
surat aku langsung memasukanya ke dalam amplop coklat dan kulihat jam sudah
menunjukan pukul tiga sore aku bergegas kerumah anggara dan berlari mengabaikan
bunyi dering sms dan telfon. Aku tidak peduli dan aku terus berlari kerumah
anggara yang sedikit jauh dari rumah ku aku sangat takut tidak dapat memberikan
surat ini. Jakarta-Jogja jauh bukan ?
Ternyata aku
gagal dan telat, anggara sudah pergi dengan mobil taxi beberapa menit lalu. Aku
berteriak mencoba memanggil taxi itu, aku duduk di depan rumah anggara sambil
mengelap air di muka ku dan seseorang dari depan memberikan ku minuman dan
ternyata anggara. Aku tak percaya, lalu aku terdiam dan anggara pun lalu pergi.
Aku binggung dan aku mulai mengejar anggara, ia berdiri di tengah jalan mobil
merah itu melaju kencang dan ingin menabrak anggara dan aku langsung mendorong
anggara ke samping dan “brakkkkkkkkk”
“aaaaaaaa
anggara jangan tinggalkan aku “
Tiba-tiba
anggara membangunkan ku dan ternyata aku hanya bermimpi. Sungguh memalukan bisa-bisanya
aku tertidur di dalam bioskop saat film mulai. Anggara mentertawakan ku begitu
keras sampai orang-orang melemparkan aku dan anggara dengan popcorn .
“berapa lama aku
tidur ?”
“satu jam lebih
“
“apa kamu ingin
kuliah ke jogja ?”
“kamu ini kenapa?
aku kan sudah kuliah disini. Aku rasa kamu belum sadarkan diri” sambil menahan
tawa
“baiklah” aku
hanya menarik nafas
Untung saja aku
hanya bermimpi tak masalah aku tertidur di bioskop dan melewatkan film favorit
ku asal bersama anggara semua akan baik-baik saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar