Senin, 05 Januari 2015

Sepucuk Surat Melani

Ku jatuhkan badan ku ke tempat tidur, ku lemparkan tas selempang coklat ku begitu saja. Ku tarik nafas secara perlahan lalu membuangnya. Aku ingin menangis, aku ingin beteriak, aku ingin siapa saja yang ada disini untuk memeluk ku. Tapi, sudalah aku terlalu berlebihan nampaknya. Ku keluarkan laptop ku dan aku berpikir sejenak dan mulai ku ketik kalimat-kalimat yang mengalir begitu saja dari otak ku.
Selamat pagi atau siang atau kapan pun kau baca surat ini, aku merasa harus menulis sesuatu ya sesuatu tapi sesuatu disini sangat banyak.
Pertama taman kota, aku dan kamu sering duduk dikursi tepat dibawah pohon yang rindang. kita sering mengerjakan tugas bersama disini, sesekali bercerita hal-hal yang lucu. Kamu nampak senang dengan yang berbau humoris. Aku selalu merasa senang jika berada disini kau selalu memberi hiburan tersendiri seperti memberikan permen-permen kepada anak kecil, membelikan ku balon yang jelas jelas umur ku sudah sangat dewasa untuk bermain balon. Tak apa aku senang bila kau yang memberinya .
Kedua pantai, aku sering pergi ke pantai bersama keluarga ku. Tapi entah kenapa hal yang begitu beda saat pergi ke pantai bersama mu. Aku tak peduli panasnya matahari kala itu, kita bermain kejar kejaran sampai aku terjatuh lalu kamu hanya tertawa lalu menolong ku. Aku  juga sangat suka bagian dimana saat teman-teman tengah sibuk membakar ayam dan jagung, kau dan aku sibuk mengupas buah melon yang kamu bawa dari rumah. Itu sungguh menyenangkan bagi ku, walaupun terlalu biasa bagimu. Tapi saat kamu mengenggam jemari tangan ku untuk beberapa detik saat di pinggir pantai sambil berlari, itu sebuah bahagia yang tak bisa aku pungkiri walaupun itu hanya beberapa detik.
Ketiga just give me a reason, kamu dan aku menyukai lagu ini kita tak sengaja mendengar di mall saat kita ingin membeli buku di toko buku. Entah mengapa kita selalu saja ingin menyanyikan nya bersama. Sampai terkadang kita menyanyikan lagu nya bersama didalam kelas dan seisi kelas melihat kearah kita sambil tertawa, aku tidak peduli asal bersama mu aku akan baik-baik saja.
Keempat sekolah, dimana kita bertemu tiga tahun dalam kelas yang sama. Hampir semua teman-teman menjodohkan kita setiap mereka meledek kita, kamu hanya tersenyum dan berkata “tak usah kamu dengar mereka hanya bercanda.” Kau selalu saja dapat mencairkan suasana disaat dinginya kami semua menghadapi soal yang rumit dan di saat kerja kelompok. Kekonyolan mu yang tidak dapat di deskripsikan itu membuat semua orang tertawa, kau sangat menyenangkan .

Kelima pelangi, jika pelangi mempunyai tujuh warna maka kamu adalah warna ke delapan yang selalu mengingat kan ku untuk minum air putih. Entah dari banyak nya orang yang menasihatiku hanya nasihat mu yang aku ingin sekali turuti, sampai sekarang aku mencoba minum air putih untuk lebih banyak. Kalau sebelumnya aku hanya minum air putih saat makan, sekarang aku berusaha mencoba minum air putih delapan gelas sehari.
Terimakasih sudah mengenalmu, sudah menjadi teman ku, sudah membuat ku tersenyum, membuat ku tertawa, terimakasih atas segala nasihat serta saran mu selama ini, dan atas tiga tahun ini tiada hal paling indah selain masa SMA.
Selesai menulis surat aku langsung memasukanya ke dalam amplop coklat dan kulihat jam sudah menunjukan pukul tiga sore aku bergegas kerumah anggara dan berlari mengabaikan bunyi dering sms dan telfon. Aku tidak peduli dan aku terus berlari kerumah anggara yang sedikit jauh dari rumah ku aku sangat takut tidak dapat memberikan surat ini. Jakarta-Jogja jauh bukan ?
Ternyata aku gagal dan telat, anggara sudah pergi dengan mobil taxi beberapa menit lalu. Aku berteriak mencoba memanggil taxi itu, aku duduk di depan rumah anggara sambil mengelap air di muka ku dan seseorang dari depan memberikan ku minuman dan ternyata anggara. Aku tak percaya, lalu aku terdiam dan anggara pun lalu pergi. Aku binggung dan aku mulai mengejar anggara, ia berdiri di tengah jalan mobil merah itu melaju kencang dan ingin menabrak anggara dan aku langsung mendorong anggara ke samping dan “brakkkkkkkkk”
“aaaaaaaa anggara jangan tinggalkan aku “
Tiba-tiba anggara membangunkan ku dan ternyata aku hanya bermimpi. Sungguh memalukan bisa-bisanya aku tertidur di dalam bioskop saat film mulai. Anggara mentertawakan ku begitu keras sampai orang-orang melemparkan aku dan anggara dengan popcorn .
“berapa lama aku tidur ?”
“satu jam lebih “
“apa kamu ingin kuliah ke jogja ?”
“kamu ini kenapa? aku kan sudah kuliah disini. Aku rasa kamu belum sadarkan diri” sambil menahan tawa
“baiklah” aku hanya menarik nafas

Untung saja aku hanya bermimpi tak masalah aku tertidur di bioskop dan melewatkan film favorit ku asal bersama anggara semua akan baik-baik saja. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar