Jumat, 16 Januari 2015

Cinta Bersemi di Toko Buku (Part 1)

Siang berganti menjadi malam. Matahari telah menyelesaikan tugasnya hari ini untuk menyinari bumi dan kini terganti oleh gumpalan awan yang menutupinya secara perlahan-lahan. Rini duduk di teras rumahnya, melihat indahnya senja sambil mendengarkan musik dari hpnya. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar bunyi motor gede yang hendak mengahampiri pekarangaran rumahnya, dan ternyata benarlah tak lama kemudian ada sebuah motor gede yang berhenti di depan rumah airin dan cowok yang mengendarai motor itu tersenyum simpul padanya. Awalnya airin hanya cuek, tapi cowok itu menunggunya dan tetap di depan halaman rumahnya. Dengan rasa penasaran dia pun menghampiri cowok itu, “maaf siapa ya?” tanyanya. Cowok itu tak menjawab dan tetap memberi senyum padanya. Airin mengerutkan dahinya sambil memperhatikan cowok itu dan berusaha mengenalinya. Dan tiba-tiba dia teringat setelah melihat benar-benar cowok yang ada di hadapannya itu. “oh gue tau lo kan cowok yang kemarin nabrak gue di toko buku itu kan?” tanya airin. “nah tu lo inget!” ketusnya. “ngapain lo kesini, dan lo tau darimana coba rumah gue?” tanya airin lagi. Cowok itu merogoh sesuatu di saku jaketnya dan menyodorkannya pada airin. “nih kartu nama lo, kemarin jatuh pas kita tabrakan di toko buku” katanya. “gue cuma mau ngemballin itu kok!” katanya lagi dan langsung ngeloyor pergi dengan motor gedenya.
Airin kembali duduk di terasnya dan bengong sendiri. “belum juga gue ngucapin terim kasih, udah ngeloyor pergi aja” gerutunya dalam hati. “siapa rin?” tanya mama airin sambil membawa beberapa kue dalam toples dan jus jeruk. “eh mama, nggak kok bukan siapa-siapa” jawab airin sambil mencomot kue yang dibawa sang mama. “makasih ya ma kuenya” ucapnya. Setelah meletakkan nampan di atas meja mamanya masuk ke dalam. Sambil ngemil airin kembali memasang earphone di telinganya dan mendengarkan lagu-lagu dari hpnya.
***
Keesokan paginya di sekolah…
“rin, airin!” teriak seseorang dari kejauhan sambil berlari menghampiri airin yang berjalan dengan langkah yang cepat. Airin pun berhenti dan menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya. “ada apa den?” tanya airin. “huh! Capek gue ngejar lo rin, oh iya lo dipanggil sama pak romi tuh di kantor” jelasnya. “oh, thanks ya infonya” jawab airin sambil berbalik dan berjalan menuju ruang guru.
Sesampainya di depan kantor airin langsung masuk dan menghampiri meja pak romi. “permisi pak. Kata deni bapak panggil saya ya? Ada apa ya pak?” tanya airin. “oh iya iya, ini tolong kamu bawa ke kelas xii ipa 2 ya” kata pak romi sambil menyerahkan beberapa tumpuk buku tulis pada airin. “oke pak, saya permisi dulu ya pak” pamit airin sembari berjalan menuju kelas. “kenapa harus gue sih?” gumam airin sambil terus menyusuri koridor sekolah untuk menuju kelas tempat dia akan mengantar buku.
Tiba-tiba bel masuk pun berbunyi, airin pun mempercepat langkahnya untuk cepat sampai mengantar buku itu tapi tiba-tiba… “brukkk!!” airin terjatuh dan buku-bukunya berserakan. Dia bertubrukan dengan seorang cowok. Saat dia melihat wajah orang itu airin kaget. Tanpa sengaja mereka berkata dengan serentak “lo?” “aduh! Sial banget sih hidup gue mesti ketemu lo lagi!!” gerutunya pada cowok itu. “emang lo kira gue mau ketemu lo dengan cara kayak gini? Tabrakan mulu!!” balas cowok itu.
Mereka pun sama-sama berusaha berdiri. Airin membereskan buku-buku yang berserakan lalu pergi meninggalkan cowok itu. Ternyata cowok itu adalah cowok yang ditemuinya kemarin di sebuah toko buku dan cowok itu juga yang datang ke rumahnya semalam untuk mengantarkan kartu namanya. Tapi anehnya setiap ketemu mereka selalu tabrakan.
Setelah mengantarkan buku-buku itu ke kelas xii ipa 2 dia kembali ke dalam kelasnya dan untung saja guru yang akan mengajar belum masuk. Kakinya masih sakit karena terbentur dengan pinggiran lantai yang ada di koridor gara-gara tabrakan dengan cowok tadi. “kamu kenapa rin?” tanya rendy cemas. “kepleset” jawabnya jutek sambil meringis kesakitan dan mengurut-urut kakinya. “sini, biar aku pijitin” katanya sambil memegang kaki airin. “emang lo bisa?” tanya airin. “bisa” jawabnya dan memulai memijit kaki airin.
Perlahan-lahan sakit dikaki airin mulai menghilang dan lama-lama pulih. “makasih ya ren, lo baik banget sama gue” ucapnya sembari menepuk-nepuk bahu rendy. Cowok itu hanya tersenyum sambil menatap wajah airin. “selamat siang anak-anak!” bu mira, guru yang akan mengajar pelajaran sejarah pun masuk. “siang bu” jawab semua siswa-siswi. “hari ini kelas kalian akan kedatangan siswa baru, ayo nak masuk” kata bu mira sembari mempersilahkan seseorang untuk masuk. Seorang siswa cowok masuk, semua siswi terpesona dengan wajah tampannya tapi tidak dengan airin. Dia kaget sekaligus kesal karena siswa baru itu ternyata adalah cowok yang bertabrakan dengannya tadi di koridor. “dia lagi?” gumamnya. “selamat siang, perkenalkan nama saya ryan, saya pindahan dari bandung. Saya tinggal di perumahan taman raya blok a no. 12, terima kasih” jelasnya. “sekarang kamu silahkan duduk nak” kata bu mira. Ryan duduk di kursi kosong yang ada di sebelah airin. “ngapain lo duduk disini?” tanya airin. “suka-suka gue dong!” jawabnya ketus. “hehhh!!” gerutu airin.
Tak terasa jam pelajaran terakhir di hari itu berakhir. Airin pun mengemasi buku-bukunya dan menggendong tas punggungnya. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas dan menuju gerbang sekolah untuk cepat sampai di rumah atu sekedar mampir ke tempat lain. Airin pun berjalan keluar gerbang mengikuti siswi yang lain. Saat dia sedang berjalan bercanda ria dengan teman-temannya, rendy menghampirinya dengan motor matiknya. “rin, pulang bareng gue yuk” katanya. “ng.. Tapi” “udah rin ikut aja! Gak apa-apa kok” kata teman airin. “ya udah deh gue pulang duluan ya!” kata airin sembari naik ke atas jok motor rendy dan mereka pun langsung pergi. Airin bingung kenapa rendy sangat baik dan peduli padanya padahal selama ini dia udah jutek dan cuek pada cowok itu.
Mereka pun sampai di rumah airin.. “makasih ya ren, mau masuk dulu nggak?” kata airin mempersilahkan. “gak usah deh rin, gue buru-buru soalnya mau jemput nyokap gue” jelas rendy sembari mengengkol motornya. “oh ya udah deh, sekali lagi makasih ya ren” . Rendy pun langsung pergi meninggalkan rumah airin.
“assalammualaikum” ucap airin sambil membuka pintu rumahnya. “waallaikumsallam” jawab sang mama dari ruang tengah. Airin pun menghampiri mamanya yang sedang menonton televisi di ruang tengah. “dianter siapa tadi?” celetuk mamanya. “hmm, kok mama tau?” tanya airin. “yaiyalah, begitu mama denger ada suara motor mama langsung ngintip” jelas sang mama. “oh, nggak kok, itu cuma temen kok ma” jawabnya semmbari mencicipi cemilan yang ada di atas meja. “temen apa temen?” ledek mama airin. “apaan sih ma, temen kok” jawab airin diselingi gelak tawa mamanya.
Airin pun beranjak dari sofa dan masuk ke dalam kamarnya. “huh!” dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidurnya sambil memandangi langit-langit kamarnya yang terdapat beberapa lampion berbentuk hati. Tiba-tiba airin kefikiran cowok yang ditemuinya di toko buku kemarin, rasa kesal masih dia rasakan saat membayangkan pertemuannya dengan cowok itu. Tapi di sisi lain dia penasaran sama cowok itu, sudah 2 kali dia ketemu sama cowok itu dengan cara yang sama, bertabrakan. “ah! Kok jadi kepikiran dia sih” gumam airin sambil mengacak-acak rambutnya yang terurai.
Airin mengambil hpnya yang diletakkan di atas meja belajarnya, dilihatnya ada 4 pesan diterima di layar hpnya. Saat airin membuka pesan itu ternyata sms dari orang yang tak dikenal yang mengaku sebagai mantannya. Airin tak membalas pesan itu karena dia bad mood membalas sms dari orang-orang yang suka mengaku kenal dekat dengannya tapi dia sendiri bahkan tak mengenalnya.
Setelah berganti pakaian dan makan siang airin kembali ke kamarnya untuk tidur. Baru saja dia hendak memejamkan matanya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk seseorang dari luar. “airin?” panggil mamanya sambil terus mengetuk pintu kamar putrinya itu. “iya ma” jawab airin sambil beranjak dari ranjangnya dan berjalan membuka pintu. “ada apa ma?” tanya airin. “rin anterin mama ke acara arisan temen mama yuk!” pinta sang mama. “hmm iya deh ma, airin ganti baju dulu” kata airin “mama tunggu di depan ya, nak” jawab mamanya sembari berjalan ke ruang tamu. Airin pun bergegas berganti pakaian dan berdandan sewajarnya. “udah nak?” tanya mamanya. “udah ma, airin panasin mobil bentar ya ma”
Setelah memanaskan mobil airin langsung tancap gas mengantarkan mamanya menuju rumah teman mamanya itu. Sesampainya disana para tamu cukup ramai yang sudah datang. “ma airin nunggu di luar aja deh” kata airin. “loh kenapa?” tanya mamanya. “nggak kenapa-kenapa, males aja di dalem” jawabnya. “ya udah mama masuk dulu ya?” kata mama airin sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam ke rumah temannya tersebut yang bernama dewi. Sementara airin berjalan-jalan di sekitar halaman belakang rumah tante dewi yang luas dan sejuk karena dikelilingi pohon-pohon yang rindang.
Saat sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan dia dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. “huff!! Gue kira siapa ternyata lo!” katanya. “lo ngapain disini?” tanya cowok yang mengagetkannya yang ternyata adalah cowok yang ditemuinya di toko buku kemarin dan kini satu kelas dengannya. “suka-suka gue lah! Lo sendiri ngapain disini?” tanya airin dengan nada kesal. “eh cewek freak! Ini rumah gue!” jelasnya. “hahaha! Lo fikir gue percaya sama lo?” balas airin. “wah nyolot lo, sayang aja lo cewek, kalo cowok udah gue jadiin perkedel lo!” tukasnya. “lo pikir gue takut sama lo?”
Karena mendengar suara ribut-ribut dari halaman belakang rumahnya tante dewi keluar dan menghampiri mereka. “ada apa yan, mama denger dari tadi ribut-ribut?” tanya tante dewi pada cowok itu yang ternyata adalah anaknya. “ini ma, ada cewek nyolot banget” jawabnya kesal sambil nunujuk-nunjuk airin. Tak lama kemudian mama airin pun datang. “rin kamu nih mama cariin dari tadi” kata mamanya. “loh ini anak kamu lis?” tanya tante dewi pada mama airin. “iya, ini anak kamu juga?” tanya mama airin balik pada tante dewi. “iya” jawab tante dewi. “jadi dia ini anaknya tante dewi ma?” tanya airin pada mamanya. “kalian udah saling kenal? Wah bagus dong!” tanya tante dewi dengan ekspresi bahagia. Airin dan ryan saling menatap sinis satu sama lain dan saling mengalihkan pandangan.
Setelah acara arisan di rumah tante dewi selesai airin membujuk mamanya agar cepat pulang. Sepanjang perjalanan…
“kamu kenal ryan darimana rin?” tanya mamanya. “dia anak baru di sekolah airin ma” jawab airin yang masih kellihatan kesal. “oh, berarti mama sama tante dewi gak perlu lagi dong ngenalin kalian” ucap mama airin sembari tersenyum sumringah. Airin hanya merengutkan dahinya mendengar perkataan sang mama.
Airin membuka jendela kamarnya untuk melihat bintang-bintang dan bulan yang indah dan kompak untuk menerangi langit malam itu. “kring..! Kring..!” hpnya berbunyi tanda ada sebuah panggilan. Airin langsung menekan tombol hijau pada hpnya dan menempelkan hpnya itu di telinganya.
“halo?” kata airin
“halo, rin. Ini gue rendy, besok gue ada undangan acara birthday party di rumah gue, lo mau gak dateng?”
“emang siapa yang ulangtahun ren?” tanya airin.
“gue rin. Dan lo adalah orang yang pertama kali gue undang ke acara ulangtahun gue”
Airin terdiam sejenak sambil memperhatikan langit yang masih terang karena kerlipan bintang.
“halo rin!!”
Airin pun tersadar dari lamunannya dan menjawab panggilan rendy.
“eh iya ren, sori gue tadi dipanggil nyokap”
“gimana rin, lo mau kan”
“insyaalah gue usahain buat dateng” jawab airin.
Rendy pun langsung menutup telfonnya, sementara airin masih bengong menatap langit. “rendy baik banget sama gue” gumamnya.
Entah kenapa kebaikan rendy tak mempengaruhi perasaan airin, padahal cowok itu berharap banget airin bisa jadi cewek dia. Tapi kalau airin masih cuek rendy enggan dan belum siap menyatakan cinta pada airin.
Sejak kejadian di rumah ryan kemarin, airin disuruh mamanya untuk sering-sering main ke rumah tante dewi dengan tujuan mendekatkan ryan dan airin. Tapi dengan berbagai macam alasan, airin sesekali selalu menolak.
Siang hari yang sangat terik setelah lelah mengikuti pelajaran olahraga hari itu, airin langsung memesan minuman es campur kesukaannya di kantin. “mbak, biasa ya. Es campurnya satu” kata airin pada ibu-ibu kantin yang sudah belasan tahun berjualan di sekolah itu. “oke neng, tunggu aja” jawab ibu kantin tersebut. Tak lama kemudian minuman yang dipesan airin datang. “makasih ya bu” airin pun langsung menyeruput es campur itu. Saat itu rendy datang dan duduk di depannya, menatap wajah airin yang tampak lelah dan berpeluh keringat. Dia mengeluarkan saputangan yang ada di saku celananya lalu mengusapkan saputangan itu pada wajah airin. Airin hanya diam membisu dan menunduk. “makasih ren” ucap airin. Rendy tersenyum pada airin. Tatapan rendy membuat airin salah tingkah karena ditatap cowok semanis rendy.
Jam menunjukkan pukul 7 malam, airin pun bersiap-siap untuk menghadiri undangan ulangtahun rendy walaupun sebenarnya malam itu dia lagi males kemana-mana. “eh anak mama, cantik banget malem ini” kata mama airin yang melihat penampilan anaknya malam itu dengan dress hijau. “udah dari dulu kali ma” jawab airin sambil cekikikan. “mau kemana rin?” tanya mamanya. “airin mau ke acara pesta ulangtahun temen airin ma” jawabnya. “ryan juga dateng?” tanya mamanya lagi. “mungkin” jawab airin cuek saat mamanya menanyakan soal cowok yang membuat airin seringkali merasa jengkel. “airin pergi dulu ya ma, assalammuallaikum” ucapnya. “waallaikumsallam” jawab mamanya.
Airin pun langsung tancap gas menuju rumah rendy. Sesampainya disana airin memarkirkan mobilnya setelah itu dia langsung masuk. Airin celingukan mencari rendy dan lagi-lagi dia bertemu ryan tapi kali ini mereka tidak bertubrukan. “lo?” kata mereka serentak dan saling bertatapan. “lo lagi lo lagi!” kata airin. “huh! Tuhan kenapa cewek freak ini lagi” balas ryan. Tapi di dalam hati mereka ryan mengagumi kecantikan airin malam itu, begitupun dengan airin yang kagum dengan penampilan ryan yang makin cakep dengan memakai jas malam itu. “airin!” kata rendy. “eh rendy, gue dari tadi nyariin lo!” celetuk airin. “hei bro, thanks ya udah dateng!” kata rendy sembari menjabat tangan ryan. “ren lo kenal sama dia?” tanya airin. “iya rin, kenalin nih temen gue smp, namanya ryan” kata rendy. “udah tau!” jawab airin jutek sambil menatap sinis ke arah ryan. “oh iya ren, mama papa lo mana?” tanya airin. “mereka masih sibuk sama urusan bisnisnya rin di new york” jawab rendy lesu. “eits.. Jangan sedih-sedih dong! Ini kan acara istimewa lo, masa lo sedih sih!” kata airin mencoba menghibur rendy. “iya rin, lo bener. Meskipun orangtua gue gak ada disini kan gue masih punya lo” kata rendy.
Lalu acara pun dimulai, setelah make a wish dan meniup lilin, rendy mulai memotong kue ulangtahunnya, “potongan pertama ini bakalan gue kasih ke seseorang yang udah lama gue suka dan malem mini gue bakalan nyatain perasaan gue ke dia lewat sepotong kue ini” jelas rendy.
Setelah meletakkan potongan kue itu di sebuah piring kecil rendy menghampiri airin. “rin, selama ini gue sayang sama lo, lo mau jadi cewek gue?” kata rendy. Melihat respon airin yang hanya terdiam dan bingung, rendy melanjutkan kata-katanya. “kalo lo terima gue, lo ambil kue yang udah gue potong ini, tapi kalo lo nolak gue berarti lo buang kue ini” airin dibuatnya makin bertambah bingung, hati dan pikirannya benar-benar bercampur aduk. Rendy sangat baik padanya, namun selama ini airin hanya menganggapnya sebatas teman saja gak lebih! “rin!” kata rendy. Airin menatap tajam mata rendy yang penuh dengan keseriusan menyatakan cinta padanya. “ren, selama ini lo udah baik banget sama gue, dan gue udah nganggep lo kayak sodara gue sendiri. Maafin gue kalo gue gak bisa bales perasaan lo” jawab airin sambil berlari meninggalkan tempat itu.
Airin berlari ke luar dari rumah rendy, dan masuk ke dalam mobilnya lalu tancap gas pergi meninggalkan rumah cowok itu.
Sesampainya di rumah dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci diri di dalam kamar. “ren, maafin gue” gumammnya. Air mata airin perlahan-lahan menetes membasahi pipi mulusnya itu, dia sangat merasa bersalah sama rendy karena tak bisa membalas perasaan cowok itu padanya. Padahal rendy lah satu-satunya cowok yang paling mengerti dirinya dan sangat perhatian padanya. Airin benar-benar bingung kenapa dia tak bisa membuka hatinya untuk rendy.
Cerpen Karangan: Langgeng Dwy Rahayu
Facebook: Dwi Rahayu
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar