Jumat, 16 Januari 2015

A Whole New World by PEABO BRYSON

Ooh
I can show you the world
Shining, shimmering, splendid
Tell me, princess, now when did
You last let your heart decide?

I can open your eyes
Take you wonder by wonder
Over, sideways and under
On a magic carpet ride

A whole new world
A new fantastic point of view
No one to tell us no
Or where to go
Or say we're only dreaming

A whole new world
A dazzling place I never knew
But now from way up here
It's crystal clear
That now I'm in a whole new world with you

Unbelievable sights
Indescribable feeling
Soaring, tumbling, freewheeling
Through an endless diamond sky

A whole new world
(Don't you dare close your eyes)
A hundred thousand things to see
(Hold your breath - it gets better)
I'm like a shooting star
I've come so far
I can't go back to where I used to be

A whole new world
With new horizons to pursue
I'll chase them anywhere
There's time to spare
Let me share this whole new world with you

And in my honest observation
During this operation
(Oh)
Found a complication in your heart
So long, 'cause now you've got
Maybe just two weeks to live
Is that the most the both of you can give?

A whole new world
(A whole new world)
A new fantastic point of view
No one to tell us no
Or where to go
Or say we're only dreaming

A whole new world
(Every turn a surprise)
With new horizons to pursue
(Every moment gets better)
I'll chase them anywhere
There's time to spare
Anywhere
There's time to spare
Let me share this whole new world with you

A whole new world
(A whole new world)
That's where we'll be
(Where we will be)
A thrilling chase
A wondrous place
For you and me

Let It Go by IDINA MENZEL



The snow glows white on the mountain tonight
Not a footprint to be seen
A kingdom of isolation,
And it looks like I'm the queen.

The wind is howling like this swirling storm inside
Couldn't keep it in, heaven knows I tried!

Don't let them in, don't let them see
Be the good girl you always have to be
Conceal, don't feel, don't let them know
Well, now they know!

Let it go, let it go
Can't hold it back anymore
Let it go, let it go
Turn away and slam the door!

I don't care
What they're going to say
Let the storm rage on,
The cold never bothered me anyway!

It's funny how some distance
Makes everything seem small
And the fears that once controlled me
Can't get to me at all!

It's time to see what I can do
To test the limits and break through
No right, no wrong, no rules for me I'm free!

Let it go, let it go
I am one with the wind and sky
Let it go, let it go
You'll never see me cry!

Here I stand
And here I'll stay
Let the storm rage on!

My power flurries through the air into the ground
My soul is spiraling in frozen fractals all around
And one thought crystallizes like an icy blast
I'm never going back,
The past is in the past!

Let it go, let it go
And I'll rise like the break of dawn
Let it go, let it go
That perfect girl is gone!

Here I stand
In the light of day
Let the storm rage on,
The cold never bothered me anyway!

IRIS by GOO GOO DOLLS



And I'd give up forever to touch you
'Cause I know that you feel me somehow
You're the closest to heaven that I'll ever be
And I don't wanna go home right now

And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
When sooner or later it's over
I just don't wanna miss you tonight

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah, you bleed just to know you're alive

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am

I just want you to know who I am
I just want you to know who I am
I just want you to know who I am

Resep Membuat Donat

Resep Donat Kentang

Bahan :
– 500 gram tepung terigu
– 200 gram kentang, kukus, haluskan dengan blender dan dinginkan
– 100 gram gula pasir
– 100 ml air dingin
– 75 gram mentega
– 50 gram susu bubuk
– 11 gram ragi instant (1 sachet)
– 4 butir kuning telur
– 1/2 sendok teh garam
Cara Membuat :
  • Campurkan tepung terigu, gula, susu bubuk dan ragi instan, kemudian aduk hingga rata.
  • Setelah itu masukkan kentang halus, kuning telur dan air dingin, aduk lagi hingga rata.
  • Selanjutnya bagi adonan menjadi masing-masing 50 gram, bulatkan. Diamkan selama 20 menit hingga mengembang, kemudian lubangi tengahnya hingga berbentuk cincin.
  • Diamkan sebentar, sambil menunggu donat mengembang, panaskan minyak.
  • Jika sudah panas, masukkan donat dan goreng gingga berwana kuning keemasan, angkat dan tiriskan.
  • Taburi donat dengan gula halus atau hiasi dengan meises.
  • Donat kentang siap untuk dihidangkan.
Resep Donat Spesial

Bahan :
– 500 gram tepung terigu
– 250 gram kentang di kukus, haluskan dan dinginkan
– 100 gram gula halus
– 100 ml air dingin
– 75 gram mentega
– 50 gram susu bubuk full cream
– 11 gram ragi instant ( 1 bungkus)
– 4 butir kuning telur
– 1/2 sendok teh garam
– Minyak goreng
Topping :
– Gula donat (gula bubuk khusus donat)
– Coklat leleh
– Keju parut
Cara Membuat :
  • Campurkan tepung terigu, susu bubuk, ragi instant, gula halus menjadi satu,kemudian aduk hingga rata.
  • Setelah itu masukkan kentang halus kedalam adonan tersebut dan aduk lagi hingga rata.
  • Kemudian tambahkan kuning telur dan air dingin ke dalam adonan, uleni hingga rata dan setengah kalis.
  • Selanjutnya tambahkan mentega dan garam, setelah itu uleni terus hingga kalis elastis. Biarkan selama 15 menit
  • Buat adonan menjadi 12 buah atau disesuaikan dengan selera, setiap bagian bulatkan membentuk lingkaran dan diamkan selama 20 menit hingga mengembang.
  • Lubangi tengahnya pada setiap bulatan dengan 2 jari telunjuk atau sumpit.
  • Kemudian goreng dalam minyak panas dengan api sedang hingga donat berwarna kuning keemasan.
  • Angkat dan tiriskan.
  • Taburi dengan gula donat atau hias dengan coklat dan keju parut.
  • Donat spesial siap untuk dihidangkan.
Demikian resep dan cara membuat donat enak empuk kali ini. Selamat mencoba dan terima kasih telah membaca artikel ini.
Sumber:

DOA UNTUK IBU

Puisi Mutia Fitriyani

Aku tak tau apa yang harus kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku
Dia yang seLaLu menemani

DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa

Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun

Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi denganku

Ya Allah,,
BerikanLah kesehatan pada ibuku
PanjangkanLah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada

Terimakasih Ibu
Atas apa yang teLah kau berikan padaku
Aku akan seLaLu menyanyangimu

Sumber:
http://www.lokerpuisi.web.id/2014/01/puisi-ibu.html

Cinta Bersemi di Toko Buku (Part 2)

Seminggu setelah kejadian itu airin jadi lebih banyak diam dan merenung. Kalau dia ketemu rendy dia seperti seseorang yang terkenal phobia terlalu berlebihan sehingga membuatnya takut untuk ketemu cowok itu. Mama airin sedih melihat sikap airin yang tak mau bercerita apa-apa padanya, dan akhirnya mamanya pun minta bantuan pada ryan untuk membuat airin ceria lagi seperti semula.
Suatu ketika airin sedang duduk di halaman belakang rumahnya sambil merenung, ryan menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Airin pun spontan langsung memandang sinis ke arah ryan. “ngapain lo disini?” tanyanya ketus. “ya allah sinis amat, jadi takut gue” jawab ryan. Airin memalingkan pandangannya. “hmm.. Lo kenapa sih?” tanyanya lagi. “gak tau!” jawab airin jutek.
“patah hati ya?” “berisik lo!” “yee marah, gue kan cuma nanya” jawab ryan. “apa urusannya sama lo?” tanya airin. “ya gak ada sih, gue cuma pengen ngehibur lo” katanya. “sejak kapan lo baik sama gue?” tanyanya sinis. Ryan celingukan. “loh kok diem?” tanya airin lagi. “ah lo, gue baik lo malah ngomel!” jawab ryan. Ryan pun menunduk dan terdiam. “lah kok malah elo yang ngambek?” tanya airin. “kagak!” jawab ryan jutek. Airin pun mulai menggoda ryan dengan lawakan lawakan lucu dan konyol dan ryan pun tertawa. Sejak saat itulah mereka menjadi akrab dan sering bersama hingga pada suatu hari saat mereka pergi ke toko buku…
“yan gue liat novel yang disana dulu ya” kata airin sambil melangkah menuju rak-rak buku yang berisi novel-novel remaja. Saat dia tak sengaja menoleh ke arah sepasang kekasih yang sedang bercanda di sebuah kursi yang khusus disediakan untuk para pelanggan yang ingin sekedar membaca buku. Airin sepertinya kenal dengan suara cowok itu dan dia pun memandangi cowok itu dari kejauhan dan ternyata saat cowok itu menoleh ke arahnya. “rendy?” gumamnya. Airin langsung mengalihkan pandangannya dan berpura-pura melihat-lihat novel seolah-olah dia tak melirik ke arah mereka.
Tak berapa lama kemudian bersamaan dengan mereka meninggalkan tempat itu ryan menghampiri airin. “udah nemu belum rin novelnya?” tanya ryan. “udah, nih” jawab airin sembari melirik ke arah tempat rendy dan cewek yang sedang bersamanya tadi. “lo kenapa rin?” tanya ryan lagi saat melihat cewek yang ada di hadapannya itu celingukan. “ng..Nggak kenapa-napa kok” jawab airin gugup. “kasir yuk” ajak airin sembari menarik tangan ryan.
Setelah selesai membayar buku yang ingin mereka beli di kasir, ryan dan airin pun keluar dari toko tersebut dan berjalan menuju parkiran. Mereka pun masuk ke dalam mobil ryan. “yan gimana kalo ke café mawar aja” kata airin. “boleh juga tuh, gue udah laper nih” jawab ryan sembari menyetir mobilnya dan melaju ke café mawar.
Hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan untuk airin, karena dia dapat melupakan kesedihannya meskipun tadi sempat ketemu sama rendy. Dan ternyata ryan tidak terlalu menyebalkan seperti yang dia fikirkan.
“hah.. Kenyang gue sampe susah mau berdiri” kata ryan sambil mengelus-elus perutnya. Airin hanya cekikikan melihat ryan. “lu sih makan kebanyakan” timpal airin. “abisan gue laper sih” jawab ryan. Mereka sama-sama terdiam dan saling menatap satu sama lain. Ryan merasakan getaran dalam hatinya saat menatap mata airin. Begitu juga dengan airin yang merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat saat menatap ryan. Tapi mereka tiba-tiba tersadar dan saling mengalihkan pandangan. “hmm… Yan balik yuk” kata airin. “oh iya iya” jawab ryan.
Sesampainya di rumah airin…
Ternyata mamanya airin dan tante dewi, mama ryan sudah duduk-duduk bersantai di halaman depan rumah airin dan tersenyum melihat kedatangan ryan dan airin. “eh. Kalian udah pulang” tanya mama airin. Ryan dan airin pun memnghampiri mama mereka. “gimana seru gak jalan-jalannya?” sambung tante dewi. “ih mama apaan sih” jawab ryan dengan wajah memerah. “ya udah aku pulang dulu ya lis” kata tante dewi pada mama airin. “ya wi, makasih ya. Jangan kapok-kapok main kesini” jawab mama airin. “hati-hati ya tante” ucap airin. “iya sayang ya udah tante pulang dulu ya” balasnya. “hmm.. Rin aku pulang dulu ya” pamit ryan pada airin. Airin hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Lalu tante dewi dan ryan pun pulang.
Airin masuk ke dalam dan merebahakan tubuhnya di atas ranjang tempat tidur, dia memandangi langit-langit kamarnya dan terlintas di fikirannya wajah ryan. “kok gue jadi mikirin dia sih?” gumamnya dalam hati. Entah mengapa akhir-akhir ini moodnya lagi happy kalau deket sama cowok itu, padahal kemarin-kemarin dia benci banget sama ryan. Airin selalu ngerasa nyaman kalau deket sama ryan dan dia gak pernah ngerasa sebahagia itu kalau deket sama rendy. Di tengah lamunannya tiba-tiba dia tersadar saat hpnya berdering. Ada satu pesan di layar hpnya, airin pun membuka pesan itu.
From: ryan
Rin besok kan hari minggu, gue mau ngajak lo ke acara reunian temen-temen smp gue. Lo mau gak?
Tanpa airin sadari dia langsung mengetik kata “iya” pada balasan sms itu, dan saat dilihatnya di sent items, pesan itu sudah terkirim. Airin hanya terdiam sambil menunggu ryan membalas smsnya. Dan tak lama kemudian hpnya berdering kembali yang ternyata balasan sms dari ryan.
“oke besok siang gue jemput lo jam 2, sampe jumpa besok ya rin”
Airin hanya membalas sms itu dengan smile senyum.
“huff” airin menghela nafas panjang sembar memejamkan matanya. Saat dirinya hendak terlelap tidur, mamanya memanggil dirinya. “rin, makan malem dulu. Papa sama mama tunggu di bawah ya, cepet!!” teriak mamanya dari ruang makan yang terletak di lantai bawah. Airin pun bangun dan beranjak dari tempat tidurnya untuk turun ke lantai bawah.
“kusut amat muka lo” ledek sang kakak. “berisik!!” jawab airin jutek. Airin pun mengambil nasi serta lauk pauk yang tersedia di meja makan. “tumben makannya dikit” kata papanya airin. “hmm mama tau nih pasti kamu tadi udah makan kan di luar sama ryan?” timpal mamanya. “ryan siapa ma?” tanya kak aldin, kakak airin. “nggak, cuma temen” jawab airin sembari menyuapkan nasi ke mulutnya. “temen apa temen?” ledek kakaknya lagi. “ih resek lo, beneran cuma temen” jelas airin. “udah udah makan dulu gak usah ngomong” kata sang papa.
Setelah selesai makan airin membantu mamanya untuk mencuci piring lalu dia masuk ke dalam kamarnya. Karena hari ini airin gak ada tugas jadi dia bebas mengutak-atik laptopnya untuk internetan. Saat dia membuka twitter, ternyata ada dm dari rendy.
(rin lo jadian ya sama ryan?)
Airin hanya bengong melihat dm dari rendy, “kok bisa dia tiba-tiba ngomong gitu?” gumamnya. Dan dia pun mulai mengetik balasan untuk rendy,
(nggak kok lo tau dari mana)
(huff. Gue kirain iya, syukur deh, dan gue masih ngarep lo mau jadi pacar gue)
Airin bingung saat rendy membalas dm nya itu, dia bertanya-tanya dalam hatinya. “bukannya gue udah nolak dia? Kenapa dia masih ngarep?”
Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam. Meskipun besok hari libur rasa kantuk airin mulai terasa, dia pun men logging off laptopnya dan tidur.
Keesokan harinya..
Matahari pagi menyelinap masuk ke dalam kamar airin. Gadis remaja itu masih tertidur pulas di atas ranjang tempat tidurnya. Perlahan-lahan pun dia membuka matanya yang masih terasa berat karena rasa kantuknya, lalu dia terduduk di tepi tempat tidur. Tiba-tiba pintu kamar airin dibuka dan ternyata yang masuk adalah mamanya. “rin temenin mama belanja yuk” kata sang mama. “hmm.. Emang ini jam berapa sih ma?” tanya airin. “tuh weker kamu udah jam 9″ jawab mama airin. “hah? Serius ma, haduh” airin langsung berdiri menuju kamar mandi di dalam kamarnya. “rin kamu mau kan temenin mama?” tanya mamanya. “oke ma” jawab airin dari dalam kamar mandi.
Setelah selesai bersiap-siap airin menghampiri mamanya yang sedang menunggu di ruang tamu. “yuk ma” kata airin dengan wajah berseri-seri. “kamu kenapa rin, kok seneng banget keliatannya hari ini?” tanya mamanya. “hmm, nggak kenapa-napa kok ma, yuk ma” jawab airin sambil menggandeng tangan mamanya ke luar rumah.
Setelah sampai di depan mall airin dan mamanya masuk, melihat beberapa toko-toko atau distro yang ada di dalam mall itu tapi tiba-tiba di salah satu distro yang mereka masuki airin melihat rendy dengan seorang cewek, cewek itu sedang mencoba baju-baju yang disukainya dan dia menanyakan pendapat rendy. Saat rendy hendak menoleh airin berbalik badan dan pura-pura tidak melihatnya. Lalu setelah cewek itu membayar baju itu di kasir dia dan rendy keluar dari distro itu. Karena rasa penasarannya airin pamit kepada mamanya untuk mengikuti mereka. “ma airin ke toilet dulu ya” kata airin pada mamanya. “ya udah tapi jangan lama-lama ya” pesan sang mama.
Airin pun langsung mengikuti rendy dan cewek yang sedang bersamanya dengan jarak agak jauh agar tidak ketahuan. Cewek itu menggandeng tangan rendy dengan sangat mesra dan rendy kelihatannya nyaman jalan sama cewek itu. Mereka pun berhenti di sebuah toko sepatu dan cewek itu mengajak rendy masuk ke dalamnya. Airin pun langsung membuntuti mereka, dan dia pura-pura melihat sepatu yang terpajang di rak-rak sambil sesekali mendengar pembicaraan mereka. “sayang beliin aku sepatu yang ini dong” kata cewek itu pada rendy. “sayang?” kata airin dalam hatinya. “apa mungkin dia cewek rendy?” gumamnya. Airin pun keluar dari toko itu dan kembali ke tempat mamanya menunggu. “ma udah siap?” tanya airin. “udah yuk pulang sekarang” jawab mamanya.
Sesampainya di rumah waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang, airin pun segera bersiap-siap untuk datang ke acara reunian smpnya ryan, sementara menunggu cowok itu menjemputnya. Tak lama kemudian pun ryan sudah datang, airin dan ryan berpamitan pada mamanya airin dan langsung tancap gas menuju tempat reunian.
Semua teman-teman ryan sudah berkumpul disana, saat airin dan ryan datang dan masuk ke rumah temannya yang dijadikan tempat semua teman smpnya berkumpul, seorang cewek bergaun hijau pupus menghampiri mereka dan langsung menggandeng tangan ryan. “lo rian kan? Lo masih inget sama gue kan yan?” tanyanya. Ryan menatap gadis itu dan mencoba mengenalinya. “ah lo masa udah lupa sih? Gue tasya!!” katanya lagi. Ryan kaget saat cewek itu mengatakan siapa dirinya. “tasya? Ya ampun! Sori-sori gue lupa, apa kabar lo sya?” tanya ryan pada cewek itu. Keakraban ryan dan cewek di hadapannya itu membuat hati airin tiba-tiba merasa cemburu. Lalu gadis itu pun perlahan-lahan ke luar dari keramaian ryan dan teman-temannya dan mencari tempat yang sepi, di sebuah danau kecil di antara taman-taman yang ada di halaman belakang rumah teman ryan tersebut. Airin duduk melamun di sebuah kursi panjang yang ada di taman itu, membayangkan saat tasya (teman smp ryan) menggandeng tangan ryan dan menunjukkan sikap manja pada cowok itu.
Tiba-tiba rendy menghampirinya.. “rin lo ngapain disini?” tanyanya. Airin menatap sinis pada rendy dan tidak menanggapi cowok yang sedang duduk di sebelahnya itu. “rin lo kenapa?” tanyanya lagi. “gak usah sok baik lagi deh sama gue!!” jawabnya ketus. “rin gue bener-bener gak ngerti deh maksud lo apa?” kata rendy sembari mengerutkan dahinya dengan ekspresi bingung. “udahlah gue udah tau kok semalem lo jalan kan sama cewek di mall, seharusnya kalo lo udah ada cewek gak usah lo nembak gue!!” bentaknya sambil pergi meninggalkan rendy.
Saat airin hendak kembali ke pesta reunian itu, dia melihat ryan dan tasya berpelukan dan saling menatap. Airin mengurungkan niatnya untuk kembali kesana dan memilih pulang, tapi saat dia berbalik ryan berlari menghampirinya. “rin lo mau kemana?” tanya ryan. “gu..Gue mau pulang” jawab airin sambil mengusap airmata yang menetes di pipinya. “lo nangis rin?” tanya ryan lagi. Airin melepaskan tangannya yang dipegang ryan dan langsung masuk ke dalam taksi yang tadi diberhentikannya.
“rin gimana pestanya?” tanya sang mama saat airin memasuki ruang tengah. Airin hanya diam dan masuk ke dalam kamarnya. “tuhan ada apa denganku?” kata airin sambil meluapkan rasa sedih yang ada di dalam hatinya dengan tetesan airmata. Airin benar-benar bingung dengan apa yang dirasakannya, setelah lama kelamaan kenal dan deket sama ryan dia ngerasa ada yang beda dan perlahan-lahan dia pun mulai memahami jika hatinya telah luluh oleh cowok itu. “tok..! Tok..!” pintu kamar airin diketuk seseorang dari luar. Airin pun manghapus airmatanya dan beranjak dari tempat tidurnya untuk membuka pintu. “kenapa ma?” tanya airin. “tuh ada ryan di luar” jawab mamanya. “bilang aja airin lagi capek dan gak mau diganggu” kata airin langsung menutup pintu kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur kembali. Airmata airin kembali menetes membasahi pipinya setelah mengetahui ryan datang ke rumahnya, dia tak ingin memnemui cowok itu.
Semenjak airin melihat keakraban ryan dengan cewek itu, dia jarang lagi dekat dengan ryan. Dan jika ryan datang menghampirnya dia pun langsung ngeloyor pergi. Saat airin sedang ngumpul bareng teman-temannya ryan datang menghampiri mereka dan menatap airin dengan tatapan serius. “hey ladies boleh pinjem airinnya bentar gak?” kata ryan. Teman-teman airin pun ketawa-ketawa dan salah satu temannya menjawab kata-kata ryan. “biar kita aja yang pergi” lalu mereka pun beranjak pergi meninggalkan ryan berduaan dengan airin.
Saat teman-teman airin pergi cowok itu duduk di sebelah airin yang masih buang muka ketemu sama dia. “lo kenapa sih rin?” tanyanya. “gak kenapa-kenapa” jawab airin jutek. “lah trus lo kenapa ngehindar dari gue?” tanyanya lagi. “gue nggak ngehindar dari lo” jawabnya. Mereka terdiam sejenak dan saling bertatapan. “tuhan mengapa rasa itu tak bisa hilang” gumam airin saat menatap wajah cowok yang ada di hadapannya itu. Ryan memegang tangan airin dan menatap gadis itu dengan tatapan tajam. “rin sebenernya gue udah suka sama lo semenjak kita pertama kali ketemu” ucapnya. Airin menunduk mendengar kata-kata ryan, jantungnya berdegup semakin kencang saat ryan menyatakan perasaannya. “rin, lo mau jadi pacar gue?” tanya ryan. “hmm.. Sori yan gue belum bisa jawab sekarang” kata airin gugup. “kenapa?” tanya ryan lagi. “gini aja deh, kalo lo mau tau jawaban gue, lo dateng ke revana (toko buku yang sering dikunjungi oleh airin sekaligus tempat ryan dan airin pertama kali bertemu) ntar sore jam 5″ jawab airin. “oke” kata ryan.
Bel masuk pun berbunyi… Airin mulai berjalan menuju kelasnya. “rin” panggil ryan. Airin pun berhenti dan menoleh. “sampe jumpa ntar sore” kata ryan sembari tersenyum lebar. Airin berbalik sambil senyum-senyum sendiri dan kembali melangkah menuju kelasnya.
Jam menunjukkan pukul setengah 4 sore, airin mulai sibuk mencari-cari baju yang akan dikenakannya ke toko buku itu. Setelah semuanya dipersiapkan airin pun bergegas mandi. Tak berapa lama kemudian… Airin keluar dari kamarnya dan memanaskan mobil coklat yang terparkir di halaman depan rumahnya untuk bersiap-siap pergi. Dia tak sabar ingin bertemu dengan cowok yang dicintainya itu.
Setibanya disana airin langsung masuk ke toko buku itu. Tapi dia agak bingung saat melihat isi dalam toko buku yang dipenuhi dengan balon-balon berbentuk love, dan sebuah kain yang tergantung di pintu masuk bertuliskan “you’re my love” airin malah mengira toko buku itu sedang berulangtahun, namun mengapa di dalamnya tidak ada orang sama sekali? Airin mengambil hp yang ada di dalam tas mungilnya, dia menelpon ryan. “halo yan, lo dimana?” tanya airin saat teleponnya sudah menyambung. “liat ke belakang deh” jawab ryan. Airin pun menoleh dengan hp yang masih menempel di telinganya. “ryan?” kata airin keget melihat ryan yang sudah berdiri di belakangnya dengan membawa bunga. Ryan menghampiri airin yang berdiri terdiam seribu bahasa. “jadi lo yang desain ini semua?” tanya airin. Ryan mengangkat alisnya. “ya ampun ryan, lo so sweet banget sih” ucapnya. Perlahan-lahan beberapa cowok masuk ke dalam dengan beberapa alat musik yang dibawa mereka. Lalu sekelompok cowok itu pun mulai memainkan alat musik yang mereka bawa dan mulai terdengar alunan musik yang sangat romantis. “rin, would you to be my dear?” tanya ryan. Airin mengangguk pertanda dia menerima ryan menjadi kekasihnya. Mereka pun hanyut dalam alunan musik yang indah itu dan keduanya saling berpelukan.
Cerpen Karangan: Langgeng Dwy Rahayu
Facebook: Dwi Rahayu

 Sumber:

Cinta Bersemi di Toko Buku (Part 1)

Siang berganti menjadi malam. Matahari telah menyelesaikan tugasnya hari ini untuk menyinari bumi dan kini terganti oleh gumpalan awan yang menutupinya secara perlahan-lahan. Rini duduk di teras rumahnya, melihat indahnya senja sambil mendengarkan musik dari hpnya. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar bunyi motor gede yang hendak mengahampiri pekarangaran rumahnya, dan ternyata benarlah tak lama kemudian ada sebuah motor gede yang berhenti di depan rumah airin dan cowok yang mengendarai motor itu tersenyum simpul padanya. Awalnya airin hanya cuek, tapi cowok itu menunggunya dan tetap di depan halaman rumahnya. Dengan rasa penasaran dia pun menghampiri cowok itu, “maaf siapa ya?” tanyanya. Cowok itu tak menjawab dan tetap memberi senyum padanya. Airin mengerutkan dahinya sambil memperhatikan cowok itu dan berusaha mengenalinya. Dan tiba-tiba dia teringat setelah melihat benar-benar cowok yang ada di hadapannya itu. “oh gue tau lo kan cowok yang kemarin nabrak gue di toko buku itu kan?” tanya airin. “nah tu lo inget!” ketusnya. “ngapain lo kesini, dan lo tau darimana coba rumah gue?” tanya airin lagi. Cowok itu merogoh sesuatu di saku jaketnya dan menyodorkannya pada airin. “nih kartu nama lo, kemarin jatuh pas kita tabrakan di toko buku” katanya. “gue cuma mau ngemballin itu kok!” katanya lagi dan langsung ngeloyor pergi dengan motor gedenya.
Airin kembali duduk di terasnya dan bengong sendiri. “belum juga gue ngucapin terim kasih, udah ngeloyor pergi aja” gerutunya dalam hati. “siapa rin?” tanya mama airin sambil membawa beberapa kue dalam toples dan jus jeruk. “eh mama, nggak kok bukan siapa-siapa” jawab airin sambil mencomot kue yang dibawa sang mama. “makasih ya ma kuenya” ucapnya. Setelah meletakkan nampan di atas meja mamanya masuk ke dalam. Sambil ngemil airin kembali memasang earphone di telinganya dan mendengarkan lagu-lagu dari hpnya.
***
Keesokan paginya di sekolah…
“rin, airin!” teriak seseorang dari kejauhan sambil berlari menghampiri airin yang berjalan dengan langkah yang cepat. Airin pun berhenti dan menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya. “ada apa den?” tanya airin. “huh! Capek gue ngejar lo rin, oh iya lo dipanggil sama pak romi tuh di kantor” jelasnya. “oh, thanks ya infonya” jawab airin sambil berbalik dan berjalan menuju ruang guru.
Sesampainya di depan kantor airin langsung masuk dan menghampiri meja pak romi. “permisi pak. Kata deni bapak panggil saya ya? Ada apa ya pak?” tanya airin. “oh iya iya, ini tolong kamu bawa ke kelas xii ipa 2 ya” kata pak romi sambil menyerahkan beberapa tumpuk buku tulis pada airin. “oke pak, saya permisi dulu ya pak” pamit airin sembari berjalan menuju kelas. “kenapa harus gue sih?” gumam airin sambil terus menyusuri koridor sekolah untuk menuju kelas tempat dia akan mengantar buku.
Tiba-tiba bel masuk pun berbunyi, airin pun mempercepat langkahnya untuk cepat sampai mengantar buku itu tapi tiba-tiba… “brukkk!!” airin terjatuh dan buku-bukunya berserakan. Dia bertubrukan dengan seorang cowok. Saat dia melihat wajah orang itu airin kaget. Tanpa sengaja mereka berkata dengan serentak “lo?” “aduh! Sial banget sih hidup gue mesti ketemu lo lagi!!” gerutunya pada cowok itu. “emang lo kira gue mau ketemu lo dengan cara kayak gini? Tabrakan mulu!!” balas cowok itu.
Mereka pun sama-sama berusaha berdiri. Airin membereskan buku-buku yang berserakan lalu pergi meninggalkan cowok itu. Ternyata cowok itu adalah cowok yang ditemuinya kemarin di sebuah toko buku dan cowok itu juga yang datang ke rumahnya semalam untuk mengantarkan kartu namanya. Tapi anehnya setiap ketemu mereka selalu tabrakan.
Setelah mengantarkan buku-buku itu ke kelas xii ipa 2 dia kembali ke dalam kelasnya dan untung saja guru yang akan mengajar belum masuk. Kakinya masih sakit karena terbentur dengan pinggiran lantai yang ada di koridor gara-gara tabrakan dengan cowok tadi. “kamu kenapa rin?” tanya rendy cemas. “kepleset” jawabnya jutek sambil meringis kesakitan dan mengurut-urut kakinya. “sini, biar aku pijitin” katanya sambil memegang kaki airin. “emang lo bisa?” tanya airin. “bisa” jawabnya dan memulai memijit kaki airin.
Perlahan-lahan sakit dikaki airin mulai menghilang dan lama-lama pulih. “makasih ya ren, lo baik banget sama gue” ucapnya sembari menepuk-nepuk bahu rendy. Cowok itu hanya tersenyum sambil menatap wajah airin. “selamat siang anak-anak!” bu mira, guru yang akan mengajar pelajaran sejarah pun masuk. “siang bu” jawab semua siswa-siswi. “hari ini kelas kalian akan kedatangan siswa baru, ayo nak masuk” kata bu mira sembari mempersilahkan seseorang untuk masuk. Seorang siswa cowok masuk, semua siswi terpesona dengan wajah tampannya tapi tidak dengan airin. Dia kaget sekaligus kesal karena siswa baru itu ternyata adalah cowok yang bertabrakan dengannya tadi di koridor. “dia lagi?” gumamnya. “selamat siang, perkenalkan nama saya ryan, saya pindahan dari bandung. Saya tinggal di perumahan taman raya blok a no. 12, terima kasih” jelasnya. “sekarang kamu silahkan duduk nak” kata bu mira. Ryan duduk di kursi kosong yang ada di sebelah airin. “ngapain lo duduk disini?” tanya airin. “suka-suka gue dong!” jawabnya ketus. “hehhh!!” gerutu airin.
Tak terasa jam pelajaran terakhir di hari itu berakhir. Airin pun mengemasi buku-bukunya dan menggendong tas punggungnya. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas dan menuju gerbang sekolah untuk cepat sampai di rumah atu sekedar mampir ke tempat lain. Airin pun berjalan keluar gerbang mengikuti siswi yang lain. Saat dia sedang berjalan bercanda ria dengan teman-temannya, rendy menghampirinya dengan motor matiknya. “rin, pulang bareng gue yuk” katanya. “ng.. Tapi” “udah rin ikut aja! Gak apa-apa kok” kata teman airin. “ya udah deh gue pulang duluan ya!” kata airin sembari naik ke atas jok motor rendy dan mereka pun langsung pergi. Airin bingung kenapa rendy sangat baik dan peduli padanya padahal selama ini dia udah jutek dan cuek pada cowok itu.
Mereka pun sampai di rumah airin.. “makasih ya ren, mau masuk dulu nggak?” kata airin mempersilahkan. “gak usah deh rin, gue buru-buru soalnya mau jemput nyokap gue” jelas rendy sembari mengengkol motornya. “oh ya udah deh, sekali lagi makasih ya ren” . Rendy pun langsung pergi meninggalkan rumah airin.
“assalammualaikum” ucap airin sambil membuka pintu rumahnya. “waallaikumsallam” jawab sang mama dari ruang tengah. Airin pun menghampiri mamanya yang sedang menonton televisi di ruang tengah. “dianter siapa tadi?” celetuk mamanya. “hmm, kok mama tau?” tanya airin. “yaiyalah, begitu mama denger ada suara motor mama langsung ngintip” jelas sang mama. “oh, nggak kok, itu cuma temen kok ma” jawabnya semmbari mencicipi cemilan yang ada di atas meja. “temen apa temen?” ledek mama airin. “apaan sih ma, temen kok” jawab airin diselingi gelak tawa mamanya.
Airin pun beranjak dari sofa dan masuk ke dalam kamarnya. “huh!” dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidurnya sambil memandangi langit-langit kamarnya yang terdapat beberapa lampion berbentuk hati. Tiba-tiba airin kefikiran cowok yang ditemuinya di toko buku kemarin, rasa kesal masih dia rasakan saat membayangkan pertemuannya dengan cowok itu. Tapi di sisi lain dia penasaran sama cowok itu, sudah 2 kali dia ketemu sama cowok itu dengan cara yang sama, bertabrakan. “ah! Kok jadi kepikiran dia sih” gumam airin sambil mengacak-acak rambutnya yang terurai.
Airin mengambil hpnya yang diletakkan di atas meja belajarnya, dilihatnya ada 4 pesan diterima di layar hpnya. Saat airin membuka pesan itu ternyata sms dari orang yang tak dikenal yang mengaku sebagai mantannya. Airin tak membalas pesan itu karena dia bad mood membalas sms dari orang-orang yang suka mengaku kenal dekat dengannya tapi dia sendiri bahkan tak mengenalnya.
Setelah berganti pakaian dan makan siang airin kembali ke kamarnya untuk tidur. Baru saja dia hendak memejamkan matanya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk seseorang dari luar. “airin?” panggil mamanya sambil terus mengetuk pintu kamar putrinya itu. “iya ma” jawab airin sambil beranjak dari ranjangnya dan berjalan membuka pintu. “ada apa ma?” tanya airin. “rin anterin mama ke acara arisan temen mama yuk!” pinta sang mama. “hmm iya deh ma, airin ganti baju dulu” kata airin “mama tunggu di depan ya, nak” jawab mamanya sembari berjalan ke ruang tamu. Airin pun bergegas berganti pakaian dan berdandan sewajarnya. “udah nak?” tanya mamanya. “udah ma, airin panasin mobil bentar ya ma”
Setelah memanaskan mobil airin langsung tancap gas mengantarkan mamanya menuju rumah teman mamanya itu. Sesampainya disana para tamu cukup ramai yang sudah datang. “ma airin nunggu di luar aja deh” kata airin. “loh kenapa?” tanya mamanya. “nggak kenapa-kenapa, males aja di dalem” jawabnya. “ya udah mama masuk dulu ya?” kata mama airin sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam ke rumah temannya tersebut yang bernama dewi. Sementara airin berjalan-jalan di sekitar halaman belakang rumah tante dewi yang luas dan sejuk karena dikelilingi pohon-pohon yang rindang.
Saat sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan dia dikagetkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. “huff!! Gue kira siapa ternyata lo!” katanya. “lo ngapain disini?” tanya cowok yang mengagetkannya yang ternyata adalah cowok yang ditemuinya di toko buku kemarin dan kini satu kelas dengannya. “suka-suka gue lah! Lo sendiri ngapain disini?” tanya airin dengan nada kesal. “eh cewek freak! Ini rumah gue!” jelasnya. “hahaha! Lo fikir gue percaya sama lo?” balas airin. “wah nyolot lo, sayang aja lo cewek, kalo cowok udah gue jadiin perkedel lo!” tukasnya. “lo pikir gue takut sama lo?”
Karena mendengar suara ribut-ribut dari halaman belakang rumahnya tante dewi keluar dan menghampiri mereka. “ada apa yan, mama denger dari tadi ribut-ribut?” tanya tante dewi pada cowok itu yang ternyata adalah anaknya. “ini ma, ada cewek nyolot banget” jawabnya kesal sambil nunujuk-nunjuk airin. Tak lama kemudian mama airin pun datang. “rin kamu nih mama cariin dari tadi” kata mamanya. “loh ini anak kamu lis?” tanya tante dewi pada mama airin. “iya, ini anak kamu juga?” tanya mama airin balik pada tante dewi. “iya” jawab tante dewi. “jadi dia ini anaknya tante dewi ma?” tanya airin pada mamanya. “kalian udah saling kenal? Wah bagus dong!” tanya tante dewi dengan ekspresi bahagia. Airin dan ryan saling menatap sinis satu sama lain dan saling mengalihkan pandangan.
Setelah acara arisan di rumah tante dewi selesai airin membujuk mamanya agar cepat pulang. Sepanjang perjalanan…
“kamu kenal ryan darimana rin?” tanya mamanya. “dia anak baru di sekolah airin ma” jawab airin yang masih kellihatan kesal. “oh, berarti mama sama tante dewi gak perlu lagi dong ngenalin kalian” ucap mama airin sembari tersenyum sumringah. Airin hanya merengutkan dahinya mendengar perkataan sang mama.
Airin membuka jendela kamarnya untuk melihat bintang-bintang dan bulan yang indah dan kompak untuk menerangi langit malam itu. “kring..! Kring..!” hpnya berbunyi tanda ada sebuah panggilan. Airin langsung menekan tombol hijau pada hpnya dan menempelkan hpnya itu di telinganya.
“halo?” kata airin
“halo, rin. Ini gue rendy, besok gue ada undangan acara birthday party di rumah gue, lo mau gak dateng?”
“emang siapa yang ulangtahun ren?” tanya airin.
“gue rin. Dan lo adalah orang yang pertama kali gue undang ke acara ulangtahun gue”
Airin terdiam sejenak sambil memperhatikan langit yang masih terang karena kerlipan bintang.
“halo rin!!”
Airin pun tersadar dari lamunannya dan menjawab panggilan rendy.
“eh iya ren, sori gue tadi dipanggil nyokap”
“gimana rin, lo mau kan”
“insyaalah gue usahain buat dateng” jawab airin.
Rendy pun langsung menutup telfonnya, sementara airin masih bengong menatap langit. “rendy baik banget sama gue” gumamnya.
Entah kenapa kebaikan rendy tak mempengaruhi perasaan airin, padahal cowok itu berharap banget airin bisa jadi cewek dia. Tapi kalau airin masih cuek rendy enggan dan belum siap menyatakan cinta pada airin.
Sejak kejadian di rumah ryan kemarin, airin disuruh mamanya untuk sering-sering main ke rumah tante dewi dengan tujuan mendekatkan ryan dan airin. Tapi dengan berbagai macam alasan, airin sesekali selalu menolak.
Siang hari yang sangat terik setelah lelah mengikuti pelajaran olahraga hari itu, airin langsung memesan minuman es campur kesukaannya di kantin. “mbak, biasa ya. Es campurnya satu” kata airin pada ibu-ibu kantin yang sudah belasan tahun berjualan di sekolah itu. “oke neng, tunggu aja” jawab ibu kantin tersebut. Tak lama kemudian minuman yang dipesan airin datang. “makasih ya bu” airin pun langsung menyeruput es campur itu. Saat itu rendy datang dan duduk di depannya, menatap wajah airin yang tampak lelah dan berpeluh keringat. Dia mengeluarkan saputangan yang ada di saku celananya lalu mengusapkan saputangan itu pada wajah airin. Airin hanya diam membisu dan menunduk. “makasih ren” ucap airin. Rendy tersenyum pada airin. Tatapan rendy membuat airin salah tingkah karena ditatap cowok semanis rendy.
Jam menunjukkan pukul 7 malam, airin pun bersiap-siap untuk menghadiri undangan ulangtahun rendy walaupun sebenarnya malam itu dia lagi males kemana-mana. “eh anak mama, cantik banget malem ini” kata mama airin yang melihat penampilan anaknya malam itu dengan dress hijau. “udah dari dulu kali ma” jawab airin sambil cekikikan. “mau kemana rin?” tanya mamanya. “airin mau ke acara pesta ulangtahun temen airin ma” jawabnya. “ryan juga dateng?” tanya mamanya lagi. “mungkin” jawab airin cuek saat mamanya menanyakan soal cowok yang membuat airin seringkali merasa jengkel. “airin pergi dulu ya ma, assalammuallaikum” ucapnya. “waallaikumsallam” jawab mamanya.
Airin pun langsung tancap gas menuju rumah rendy. Sesampainya disana airin memarkirkan mobilnya setelah itu dia langsung masuk. Airin celingukan mencari rendy dan lagi-lagi dia bertemu ryan tapi kali ini mereka tidak bertubrukan. “lo?” kata mereka serentak dan saling bertatapan. “lo lagi lo lagi!” kata airin. “huh! Tuhan kenapa cewek freak ini lagi” balas ryan. Tapi di dalam hati mereka ryan mengagumi kecantikan airin malam itu, begitupun dengan airin yang kagum dengan penampilan ryan yang makin cakep dengan memakai jas malam itu. “airin!” kata rendy. “eh rendy, gue dari tadi nyariin lo!” celetuk airin. “hei bro, thanks ya udah dateng!” kata rendy sembari menjabat tangan ryan. “ren lo kenal sama dia?” tanya airin. “iya rin, kenalin nih temen gue smp, namanya ryan” kata rendy. “udah tau!” jawab airin jutek sambil menatap sinis ke arah ryan. “oh iya ren, mama papa lo mana?” tanya airin. “mereka masih sibuk sama urusan bisnisnya rin di new york” jawab rendy lesu. “eits.. Jangan sedih-sedih dong! Ini kan acara istimewa lo, masa lo sedih sih!” kata airin mencoba menghibur rendy. “iya rin, lo bener. Meskipun orangtua gue gak ada disini kan gue masih punya lo” kata rendy.
Lalu acara pun dimulai, setelah make a wish dan meniup lilin, rendy mulai memotong kue ulangtahunnya, “potongan pertama ini bakalan gue kasih ke seseorang yang udah lama gue suka dan malem mini gue bakalan nyatain perasaan gue ke dia lewat sepotong kue ini” jelas rendy.
Setelah meletakkan potongan kue itu di sebuah piring kecil rendy menghampiri airin. “rin, selama ini gue sayang sama lo, lo mau jadi cewek gue?” kata rendy. Melihat respon airin yang hanya terdiam dan bingung, rendy melanjutkan kata-katanya. “kalo lo terima gue, lo ambil kue yang udah gue potong ini, tapi kalo lo nolak gue berarti lo buang kue ini” airin dibuatnya makin bertambah bingung, hati dan pikirannya benar-benar bercampur aduk. Rendy sangat baik padanya, namun selama ini airin hanya menganggapnya sebatas teman saja gak lebih! “rin!” kata rendy. Airin menatap tajam mata rendy yang penuh dengan keseriusan menyatakan cinta padanya. “ren, selama ini lo udah baik banget sama gue, dan gue udah nganggep lo kayak sodara gue sendiri. Maafin gue kalo gue gak bisa bales perasaan lo” jawab airin sambil berlari meninggalkan tempat itu.
Airin berlari ke luar dari rumah rendy, dan masuk ke dalam mobilnya lalu tancap gas pergi meninggalkan rumah cowok itu.
Sesampainya di rumah dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci diri di dalam kamar. “ren, maafin gue” gumammnya. Air mata airin perlahan-lahan menetes membasahi pipi mulusnya itu, dia sangat merasa bersalah sama rendy karena tak bisa membalas perasaan cowok itu padanya. Padahal rendy lah satu-satunya cowok yang paling mengerti dirinya dan sangat perhatian padanya. Airin benar-benar bingung kenapa dia tak bisa membuka hatinya untuk rendy.
Cerpen Karangan: Langgeng Dwy Rahayu
Facebook: Dwi Rahayu
Sumber:

Bunga Terakhir

Aku baskoro… salam kenal bagi pembaca semua.
Setiap malam aku selalu mengingat sosok yang selalu memberiku perhatian kurang lebih seperti ibu sendiri. kenangan yang tiada habisnya bila dapat ku tulis di seluruh memori ini. Nuansa yang selalu kami warnai dengan cara sendiri. kami pun yakin, seandainya saat ini kami masih terus bersama, pasti kami akan dapat terus menghiasi nuansa-nuansa dengan warna yang berbeda dan baru lagi. Tapi, semua itu sudah lalu…
Biarlah awan, langit dan pohon-pohon yang menjadi saksi saat dulu kami senantiasa menciptakan sebuah nuansa. nuansa yang selalu kami rindukan. Semoga dia tenang disana. Disini aku merindukanmu sayang
Hanya itu yang saat ini bisa terus kulakukan untuk mengindahkan rasa sepiku. Setiap malam aku selalu mencoba berbicara kepada bulan dan bintang. Namun, lagi-lagi belum ada yang bisa menggantikan posisi kekasihku yang sudah dipanggil oleh sang maha kuasa. Yah… saat itu dia sakit keras, sebenarnya dia sudah lama mengidap penyakit kanker payudara. Tapi itu mampu kami lewati bersama, saat itu juga aku berjanji akan selalu berada di sampingnya.
Namanya eva, dia adalah wanita yang mampu bekerja keras. Tidak suka mengeluh selama masih sehat dan bisa diatasi sendiri. ada satu yang hal membuatku terpikat, yaitu kepribadiannya yang selalu memperlakukan semua orang yang dia sayang sebagai saudara sedarahnya. Semenjak dia tahu bahwa dirinya sudah berumur pendek, dia pun hanya terbaring lemah di kasurnya dan yang ada di sampingnya hanya obat-obatan dan foto-foto kenangan kami berdua. Setiap ia ingin tidur, tak lupa ia menyuruhku untuk menyanyikan sebuah lagu kesukaan kami berdua untuk pengantar tidurnya.
Kedekatan orangtua kami sudah terjalin sangat baik, sehingga orangtuanya pun tak segan menyuruhku tidur di samping eva yang sedang sakit-sakitan saat itu untuk menjaganya.
Setiap pagi aku harus bergegas pulang, dan eva pun masih tertidur pulas di kasurnya.
Tak lupa juga kutitipkan pesan kepada orangtuanya untuk menyuruh eva meminum obatnya secara rutin.
Saat itu juga aku harus pergi ke bengkel membantu bapakku bekerja hingga senja tiba. Malam sehabis magrib aku yang bergantian dengan orangtuanya untuk menjaga eva. Maklum, karena eva anak satu-satunya mereka. “Assalamualaikum bu, pak…” aku sudah di depan rumahnya, dan kebetulan ada mbok sanah yang membuka pintu. “ya nak masuk aja, non eva udah nunggu kamu tuh” seru mbok sanah menyuruhku masuk. “ya mbok, permisi”. Aku pun langsung masuk ke kamar eva, ia pun sengaja untuk tidak tidur karena menungguku.
“lamanya bang baru dateng.. aku dari tadi udah mau tidur”.
“maaf ya sayang, aku tadi lagi banyak motor di bengkel yang harus diperbaiki, oiya.. udah makan sama minum obatnya?”
“sudah sayang… tenang aja”.
“yah baguslah… ayo cepat tidur sayang, udah malem… istirahat ya.. fit kan dulu kondisinya”
Eva pun segera tarik selimut dan seperti biasa ia siap untuk mendengarkan lagu pengantar tidurnya. Nyanyian pun semakin lama semakin sayup dan genggaman tangan eva pun semakin erat di tanganku. Aku pun merasa bingung.. dengan mata eva yang berkaca-kaca menatapku.
“kenapa lagi sayang? apalagi yang membuatmu menangis?”
“gak papa bang, gak papa… eva cuman takut kalo eva tertidur…”
“abang selalu di samping eva, abang selalu jaga eva… sayang harus istirahat supaya cepet sembuh”.
“eva gak bakal sembuh lagi bang, eva takut… mata ini akan terpejam selamanya..”
Ketika aku mendengar kata-kata eva, aku hanya bisa memeluknya dan membiarkan ia bersandar di pundakku. “sayang, di dunia ini tidak ada yang abadi… semua itu telah diatur oleh sang maha kuasa, dan kita lah yang harus merubah alur cerita panggung dunia ini. Abang pun gak mau kalo eva begini.. abang mohon, eva jangan ngomong seperti itu lagi”. Suasana malam di kamar saat itu hanya hening, suara detik jam dan tangisan kecil eva. Segera aku menyuruh eva untuk tidur lagi karena waktu sudah menunjukkan pukul 23:00.
“sudah malam banget sayang, tidur ya… biar abang nyanyiin lagu lagi”.
“bang…”
“iya sayang, ada apa?”
“kapan kita seperti dulu lagi? kapan eva sehat kayak dulu lagi? eva gak mau terus-terusan memanjakan penyakit ini”.
“ssstt, sayang… abang tau, abang tau ini sangat menyiksa eva. Tapi sementara waktu harus pulihkan kondisi dulu sayang”
“bang… eva rindu sekali waktu kita dulu… biarkan sebentar eva mengingat-ingat momen-momen kita yang dulu ya bang. Dulu… waktu kita beli es krim, abang ingat gak? aku sengaja tumpahkan eskrim ku sampe kena baju abang, hehehe”
“iya… lalu kamu juga yang mengotori pipiku dengan es krim kan?”
“hehe iya sayang.. sampe-sampe kita diliatin orang-orang…”
“hehhe, tapi saat itu juga kamu cemberut sama aku karena cemburu… kan ada cewek yang senyum-senyum ke aku.. ciyee ada yang cemburu…”
“hmmm abang kan matanya nakal.”
“eitss, cewek itu kok yang lirik duluan… kan mataku sudah direbut sama hatimu hehe”
“hmmm mulai deh gombalnya sayang… hmmm, oh iya… dulu juga kita pernah beli bunga mawar tapi lupa bayar hihi”
“iya, terus kita ngumpet karena dikerjar sama penjualnya… hihi abisnya sih mahal.. dasar penjual pelit”.
“iya setelah kejadian itu ,kita milih beli di tempat lain hehe”
“ohh iya, ngomong-ngomong soal mawar.. sayang taruh dimana mawarnya? Jangan-jangan layu lagi”.
“astaga, ade lupa bang, sudah seminggu yang lalu mawar itu kusimpan dalam lemari”.
“yahhh, pasti udah layu deh… ya udah deh besok abang ganti lagi dengan mawar yang baru.. mawar merekah kesukaanmu evaku sayang.. hehe”
“iya sayang, hmm kayaknya eva udah mulai ngantuk nih… gak usah dinyanyiin ya sayang. Abang langsung tidur aja.. soalnya bsok bangun pagi”
“iya evaku… selamat malam ya… semoga lekas sembuh.. love you”.
“love you too bang”
Kami pun tertidur lelap selepas canda dan gurauan kami sambil mengenang kembali momen-momen yang dulu saat eva masih dengan raga yang sehat. Tapi biar bagaimanapun, senyuman eva bagiku adalah semangat untuk diriku dan dirinya.
Eva masih sosok wanita yang kuat dan selalu berjuang menghadapi segala kenyataan yang ada saat ini.
Tepat pukul 06.00 aku terbangun… pagi itu juga aku harus bergegas pulang dan ke bengkel lagi. Tak lupa sebelum aku pergi, kucium kening eva. dan segera pamit dengan kedua orangtua eva.
Sesampainya di bengkel, bapakku bertanya tentang keadaan eva. aku hanya bisa menjawab dan memberitahu keadaannya yang sekarang, aku gak mau orangtua ku ikut was-was dengan keadaannya yang semakin parah. Hingga tak terasa sudah pukul 5 sore, aku pun pamit untuk ke rumah eva dan tak lupa pergi ke toko bunga membelikan mawar kesenangan eva.
Sesampainya di toko bunga, banyak sekali yang ingin memesan mawar. Sehingga aku pun hanya dapat satu tangkai yang tersisa. Tapi gak papa lah, mungkin memang belum rejeki.
Saat di tengah perjalanan, hp ku ada yang menelpon… tapi sengaja tak kuangkat karena itu sudah pasti dari ibunya eva.. karena tidak biasanya aku telat ke rumah eva. Aku pun langsung saja melanjutkan perjalanan ke rumahnya tanpa menghiraukan bunyi hp tersebut.
Sebenarnya rasa gelisah dan tidak nyaman terlintas di pikiranku seiring inginku untuk segera sampai di rumah eva. Namun apa yang ku lihat dan kuhadapi saat itu? suasana dimana sudah terpajang bendera hijau di depan rumah eva. Tatapanku hanya terpaku kepada jendela luar kamar eva. Ibu eva pun segera mendatangi dan berkata, “nak.. masuk ke dalam. Ibu tau ini memang belum siap kita hadapi, tapi sekali lagi kamu harus kuat nak”. Tanpa berkata-kata aku pun langsung masuk ke dalam dengan membawa perasaan yang sudah tak bisa kutahan. Hancur, sedih, rasa kehilangan. Dengan membawa setangkai mawar yang baru saja kubeli. Semua keluarga eva langsung menghampiriku dan menepuk pundakku mereka hanya bisa mengucapkan kata “sabar nak koro”. “kuat ya nak” .
Tak dapatku pungkiri, tetesan air mata ini membasahi pipiku sambil duduk di samping jenazah eva yang sudah ditutupi kain putih ini.
“pukul 8 pagi tadi kami ingin mengantar sarapan. Tapi, ia sudah tak bernafas lagi”.
“eva ku, secepat ini kau tinggalkan abang… abang sangat belum siap, biar gimanapun, yang hanya bisa abang lakukan yaitu doa, semoga kau tenang disana sayangku.. maaf… maaf.. kalau kebahagiaan yang abang beri belum bisa kekal, dan yang terakhir… terimakasih eva, sudah mau dan ingin mengisi hati dan hidupku. kau memang wanita yang luar biasa” tak bisa kutahan lagi tangisku sambil mencium keningnya. Dan menutup kembali lagi kain putih itu. Aku tak henti-hentinya menangisi sambil menundukan kepalaku di hadapan almarhumah eva. Aku pun langsung dibawa ke dalam kamar dan ditenangkan oleh beberapa keluarga almarhumah. Aku disuruh bergegas mengambil air wudhu dan membersihkan badanku untuk pergi kekubur mengantarkan jenazah eva.
Ini kenyataan yang saat ini harus kuhadapi dan harus mampu kujalani. Dengan berat hati sekali, mengantarkan kepergian kekasihku itu. terasa sekali di setiap langkahku menuju pemakaman, beban dan air mata yang terus mengalir ini harus segera kuatasi, aku takut eva ikut bersedih apabila aku masih belum rela melepas kepergiannya.
Sesampainya di pemakaman, semua orang telah selesai melakukan pembacaan doa. Yang ada saat itu hanya aku sendiri yang tertinggal. Aku masih meratapi tanah yang sudah menjadi tempat abadi almarhumah eva kekasihku itu. Memang pahit, memang sangat sulit dan tidak mudah melupakan sosok wanita yang selama ini menemani keseharianku.
“eva… sayangku… abang iklas… abang iklas… karena sudah kehendak sang pemilik sayang… abang tetap selalu mengenang eva… biarlah bunga mawar ini yang akan menemani abang di setiap malamnya. Jika kita mampu mengawali, kita harus siap menghadapi pengakhiran yang tak terduga oleh sang pemilik. Terimakasih sayang atas segalanya… love you eva. Eva dwisaputri. Wanita yang luar biasa.”
Setelah berkata-kata sendiri dalam benakku..aku pun pergi dari pemakaman itu. Memang tidak gampang mengiklaskan kepergian seseorang yang sangat berarti bagi hidup kita. Tapi disaat kita terus belajar… cobalah. terus belajar. Belajar iklas.
Kepergian eva , kini membuatku lebih kuat dan tegar dalam menghadapi masalah. Tapi sampai saat ini.. ada satu hal yang masih kupercayai… tuhan tidak akan pernah membiarkan seseorang itu pergi tanpa ada sebab. Pasti di balik semua ini ada hikmahnya.
Dan mawar tak selalu disimbolkan dengan sesuatu yang menjadi kecintaan dan kebahagian. Tapi mawar lebih ke perasaan. Mawar pun punya jiwa.. dan eva adalah bagiku dia mawar yang sangat mahal untuk menyentuhkan durinya ke diriku, dan mawar yang akan selalu setia pada tangkainya meskipun telah layu bersama duri.
SELAMAT TINGGAL SAYANG.
SELESAI.

 Sumber:

Coklat dari Penggemar Rahasia

‘Hai Diva..!. Semoga kamu suka ini.. -Penggemar rahasiamu- ‘.
‘Pasti kau bertanya-tanya, siapa aku. Iya kan? Hehe.. -Penggemar rahasiamu- ‘.
‘Kali ini yang bungkus aku sendiri loh.. cantik nggak, cantik nggak? Enggak? Iya iya, masih cantikan kamu kok.. percaya deh! :D -Penggemar rahasiamu- ‘.
Surat itu selalu hadir dalam laci Diva, disertai cokelat.
“Penggemar Rahasia?”
Hmm.. siapa ya..?.
Hari ini Diva memantapkan diri untuk menemui sosok ‘Penggemar Rahasia’ itu.
Semoga dia ada tepat saat aku datang. Batin Diva penuh harap.
Ceklek!
Pintu kelas terbuka..
Sial! Tiada seorang pun di ruangan itu!.
Diva merogoh laci mejanya. Tiada cokelat disana!. Kini matanya mencari-cari di setiap sudut kelas.
Hey!
Ada…
Ian disana?. Sedang apa dia?.
“Ian?” pekik Diva penuh tanda tanya.
“Ehm.. kau tadi mencari ini?” tanya Ian.
Ian memberikan cokelat. Seperti biasa, terbungkus rapi dengan kertas kecil yang diselipkan disana!.
Tunggu tunggu! Jangan bilang kalau penggemar rahasiaku itu … Ian?!. Sangkal Diva heran.
“Jadi kamu, yang jadi penggemar rahasia itu?” tanya Diva balik.
Ian menunduk, mati gaya. Malu, takut, senang, semua rasa itu bercampur aduk.
“Ian..?” ulang Diva.
“Iya, aku yang ngirim itu” sahut Ian, masih menunduk.
“Tapi kenapa kamu nggak jujur aja?” ujar Diva.
“Aku takut kalo ternyata kamu juga nggak ngerasain rasa yang sama kayak aku..” balas Ian.
Diva pura-pura bego. “Rasa apa?. Temen? Iya, kita temen! Sahabat?…” kalimat Diva terpotong begitu Ian menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya.
Ian memandang Diva penuh harap. Sedangkan Diva memandang Ian penuh sejuta tanda tanya.
“Semacam cinta..” lirih Ian. Namun terdengar jelas di telinga Diva.
Hening seketika..
“K kk kamu mau ng ngg nggak, j ja..adi sseseorang yang berarti, bb b buat aku?” tanya Ian gugup. Ian mencoba rileks untuk melanjutkan perkataannya. “Ehm.. kamu mau nggak, jadi pacar aku?” tambahnya, lalu melepas tangannya dari bibir Diva.
Aku…
Emm…
Aku…
Aku…
Diva menarik nafas panjang.
“Aku mau kok, jadi pacar kamu..” jawab Diva.
Untaian senyum pun terpancar indah di wajah kedua insan ini.
Ian langsung memeluk Diva erat. Senang — haru, rasa cinta ini telah terjawab.
Dari ‘Cokelat’ sampai ‘Surat-surat’ misterius.. hingga akhirnya.. rasa cinta itu terbayar sudah..
“I love you, Diva..”.
“Love you too, Ian..”.

 Sumber: