Selasa, 28 Maret 2017

Ekonomi Koprasi

1.1 TAHAPAN PENDIRIAN KOPERASI
Pengertian dari tahapan pendirian koperasi ialah kelompok masyarakat yang mempunyai kepentingan ekonomi dan usaha yang sama hal ini merupakan langkah awal  terbentuknya suatu koperasi.
Tahap-tahap :
a.     Tahap Awal Pendirian Koperasi
  1. Ada kelompok orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama
  2. Memiliki suatu tujuan yang sama untuk memperoleh kemudahan dalam usaha dan meningkatkan kesejateraan umum
  3. Ada calon anggota sekurang-kurangnya 20 orang yang berada dalam wilayah kerja yang tidak terlalu jauh antara satu anggota dengan anggota lainya
  4. Adanya seorang tokoh yang mampu menjadi pelopor pendirian koperasi
b.     Tahap Persiapan Pendirian Koperasi
  1. Ada prakasa/tokoh dan pelopor pendiri koperasi dan keinginan yang kuat dari masyarakat calon anggota yang direalisasikan dalam bentuk panitia pembentukan pendiri koperasi
  2. Mempersiapkan konsep dasar anggaran dasar koperasi, contoh konsep anggaran dasar dapat diminta dari departemen koperasi di daerah setempat.
  3. Setelah bahan-bahan dipersiapkan, panitia pendirian koperasi mengundang calon anggota sekelompok orangnya sekurang kurangnya 20 orang, para penjabat pemerintah setempat dan kepala kantor koperasi setempat. Dalam undangan tersebut sudah ditentukan tempat, waktu rapat, dan susunan acara rapat.
c.      Pelaksanaan Rapat Pendirian Koperasi
Dalam pelaksanaan rapat pendirian koperasi, minimal harus membahas agenda sebagai berikut:
  1. Latar belakang pendirian koperasi
  2. Maksud dan tujuan pendirian koperasi
  3. Meminta persetujuan pendirian koperasi kepada peserta rapat
  4. Perumusan dan penjelasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Dalam anggaran dasar sekurang kurangnya membuat hal-hal, seperti daftar nama pendiri, nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan bidang usaha, ketentuan menganai keanggotaan, rapat anggota, pengelolaan, permodalan, jangka waktu berdirinya, pembagian sisa hasil usaha, dan mengenai sanksi-sanksi.
  5. Penetapan orang-orang yang menandatangani akta pendirian koperasi
  6. Pemilihan dan pengangkatan pengurus dan pengawas koperasi
d.     Tahap Pelaporan Dan Pengajuan Badan Hukum Koperasi
Setelah rapat pendirian koperasi selesai, penggurus yang terpilih mempunyai kewajiban untuk menindaklanjuti hasil keputusan rapat dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Membuat buku daftar anggota dan buku daftar pengurus
  2. Membuat laporan secara tertulis tentang rapat pendirian koperasi kepada pemerintah setempat
  3. Membuat dan mengajukan permohonan pengakuan badan hukum koperasi kepada kantor departemen koperasi setempat, biasanya berada di ibu kota kabupaten/kotamadya. Surat permohonan tersebut harus sebagai berikut:
  • Akta pendirian koperasi (rangkap 2).
  • Petikan berita acara rapat pembentukan koperasi yang memuat jumlah peserta rapat, jumlah anggata dan nama yang diberi kuasa untuk menandatangani akta badan hukum koperasi.
  • Neraca awal koperasi.

2.1 RINCIAN PERSYARATAN PEMBENTUKAN KOPERASI
Menurut UU No. 25 Tahun 1992, tentang perkoperasian Bab IV pasal 6 sampai dengan 8, berikut merupakan rincian syarat pembentukan koperasi :
RINCIAN PERSYARATAN PEMBENTUKAN KOPERASI
  1. Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas bentuk koperasi yang akan di bentuk ( koperasi primer atau sekunder )
  2. Pembentukan koperasi primer memerlukan minimal 20 orang pengguna , sedangkan keanggotaan koperasi sekunder adalah badan hukum koperasi minimal 3 koperasi
  3. Koperasi yang dibentuk harus berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia
  4. Pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar
  5. Anggaran Dasar Koperasi minimal harus memuat beberapa hal yaitu :
·        Daftar nama pendiri
·        Nama dan tempat kedudukan
·        Maksud dan tujuan serta bidang usaha yang akan dilakukan
·        Ketentuan mengenai keanggotaan
·        Ketentuan mengenai rapat anggota
·        Ketentuan mengenai pengelolaan
·        Ketentuan mengenai permodalan
·        Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
·        Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
·        Ketentuan mengenai sanksi

3.1 LANGKAH-LANGKAH MENDIRIKAN KOPERASI
Pada saat kita mau mendirikian koperasi, yang harus diperhatikan ialah langkah-langkahnya, Langkah-langkah dalam mendirikan koperasi harus sesuai dengan “ Pedoman Tata Cara Mendirikan Koperasi ” yang dikeluarkan oleh Departemen Koperasi. Pedoman yang dimaksud ialah sebagai berikut :
a. Dasar Pembentukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi adalah sebagai berikut:
  • Orang-orang yang mendirikan dan ingin menjadi anggota koperasi harus mempunyai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang sama
  • Usaha yang dilakukan koperasi harus layak secara ekonomi
  • Modal sendiri harus sudah tersedia karena untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan, tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar
  • Kepengurusan dan mamajement harus disesuaikan dengan kegiataan usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi.
b. Persiapan Pembentukan Koperasi
Setelah kita sudah mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi, kita juga harus tau persiapan apa saja yang perlu dilakukan dalam pendirian koperasi, berikut persiapannya :
  • Orang-orang yang bermaksud mendirikan koperasi terlebih dahulu harus mendapatkan penerangan dan penyuluhan yang seluas-luasnya dari Pejabat Departemen Koperasi agar memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai maksud dan tujuan pendirian koperasi
  • Disamping hal itu, sebaiknya dilakukan pendidikan dan latihan terlebih dahulu bagi sebagian atau seluruh peminat yang akan mendirikan koperasi tersebut.
  • Setelah dirasa cukup pengertian dan landasan dengan keyakinan dan kesadaran mereka , tanpa adanya paksaan utau hanya ikut-ikutan saja, maka mereka dapat mengadakan rapat pembentukan.
c. Rapat Pembentukan
Selanjutnya perlu dilakukan rapat pembentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
  • Rapat pembentukan dihadiri oleh peminat-peminat tersebut di atas paling sedikit 20 orang dan dipimpin oleh salah seorang antara mereka yang hadir
  • Karena pentingnya rapat pembentukan ini, seharusnya mengundang Pejabat Departemen Koperasi setempat untuk membantu kelancaran jalannya rapat, serta memberikan berbagai petunjuk, penjelasan dan dorongan agar maksud dan tujuan pendirian koperasi trecapai.
  • Rapat membicarakan hal-hal yang berkaitan dengn pembentukan koperasi adalah sebagi berikut:
1.     Tujuan pendirian koperasi
2.     Usaha yang hendak dijalankan
3.     Penerimaan dan persyaratan keanggotaan dan kepengurusan
4.     Penyusunan anggaran dasar
5.     Menetapkan modal awal yang terdiri dari simpangan-simpangan
6.     Pemilihan pengurus dan Badan Pemeriksa Koperasi
  • Penyusunan AD/ART koperasi seharusnya selalu memperhatikan dan berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan yang ada. Beberapa hal yang harus dimuat dalam anggaran dasar (AD), yaitu :
1.     Nama pekerjaan, disertai dengan tempat tinggal para pendiri
2.     Nama lengkap dan nama singkatan koperasi
3.     Tempat kedudukan koperasi dan daerah kerjanya
4.     Maksud dan tujuan koperasi
5.     Jenis dan kegiatan usaha yang akan dilakukan
6.     Syarat-syarat keanggotaan dan kepengurusan
7.     Ketentuan-ketentuan mengenai hak , kewajiban, dan tugas anggota dan para pelaksana lainnya
8.     Ketentuan-ketentuan mengenai rapat-rapat anggota dan pengurus
9.     Ketentuan-ketentuan mengenai simpangan-simpangan sisa hasil usaha, tangguhan anggota/ koperasi dan sisa kekayaan apabila koperasi di bubarkan
10.  Lain-lainnya sesuai pembicaraan dalam rapat pembentukan dimaksud.
  • Rapat harus menyepakati keputusan mengenai pembentukan keperasi lonsep AD/ART , modal awal, rencana kerja, serta pemilihan pengurus.
d. Penggajian Permohonan untuk Mendapatkan Pengesahan Hak Badan Hukum Koperasi
Setelah itu, Untuk mendapatkan pengesahan badan hukum koperasi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
  • Para pendiri mengajukan mengajukan permintaan pengesahan badan hukum kepada Kantor Departemen Koperasi dan pengusaha kecil dan menengah
  • Permintaan pengesahan tersebut diajukan dengan lampiran sebagai berikut:
1.     Dua rangkap akte pendirian, satu diantaranya bermaterai cukup
2.     Berita acara rapat pembentukan
3.     Surat bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar simpangan pokok, surat bukti penyetoran modal dapat berupa surat keterangan yang di buat pendiri koperasi dan harus menggabarkan jumlah sebenarnya dengan menunjukan salinan pembayaran simpanan pokok dan atau simpangan wajib.
  • Disamping itu pengurus harus telah menyediakan mengisi buku daftar anggota dan buku pengurus yang merupakan bukti sahnya keanggotaan dan kepengurusan orang-orang yang tercantum, yang telah ditangdatangani
  • Selain menerima surat permohonan tersebut, pejabat koperasi setempat segera memberikan surat tanda penerimaan yang telah ditandatangani dan diberi tanggal, kepada pendiri/koperasi yang bersangkutan,
  • Apabila surat permohonan yang diajukan tidak dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang diperlukan, atau meskipun lampirannya lengkap akan tetapi tidak sempurna seperti yang telah ditentukan, maka pejabat koperasi berhak untuk memberikan surat tanda penerimaan dan pengiriman kembali surat permohonan tersebut untuk diajukan kembali setelah dilengkapi atau disempurnakan dengan lampiran-lampiran yang diperlukan atau pengisian yang sempurna.
e. Pendaftaran Koperasi Sebagai Badan Hukum
  • Setelah Surat tanda Penerimaan diberikan kepada koperasi yang bersangkutan, maka pejabat koperasi harus meninjau koperasi selambat – lambatnya 2 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan tadi. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui secara langsung apakah syarat pembentukan pendirian koperasi telah terpenuhi sesuai maksud dan tujuan atau tidak seperti yang telah disebutkan dalam anggaran dasar koperasi.
  • Atas dasar penelitian tersebut, maka Pejabat setempat bisa mengambil keputusan berupa meyetujui pembentukan koperasi, atau menunda / menolak pembentukan dan pemberian badan hokum koperasi
  • Jika ternyata memenuhi standar, maka pejabat akan meneruskan surat permohonan dari koperasi yang bersangkutan (ditambah rekomendasi pejabat beserta surat persetujuannya) kepada Pejabat yang berwenang untuk memberikan badan hukum koperasi.
  • Kepala Kantor Depertemen Koperasi dan PKM akan melakukan penelitian terhadap anggaran dasar Koperasi tersebut, terutama mengenai keanggotaan, permodalan dan kepengurusan.
  • Materi tersebut tidak boleh bertentangan terhadap Undang – Undang No. 25 tahun 1992
f. Pengesahan Akte Pendirian
  • Dalam waktu selambat – lambatnya 3 bulan sejak surat penerimaan, Pejabat harus memberikan jawaban pengesahannya
  • Apabila pejabat yang berwenang untuk memberikan pengesahan badan hukum koperasi merasa keberatan, maka pendiri koperasi ahrus mengajukan banding selambat – lambatnya 3 bulan setelah surat penerimaan penolakan. Menteri harus memberikan keputusan akhir selambat – lambatnya 3 bulan setelah menerima surat banding tersebut. Keputusan menteri akan menjadi keputusan akhir.
  • Buku Daftar Umum serta Akta – akta yang disimpan dalam kantor pejabat, dapat dilihat secara cuma – Cuma oleh masyarakat umum. Sedangkan salinan atau petikan akta / Anggaran Dasar koperasi dapat diperoleh oleh yang bersangkutan dengan mengganti biaya salinan dan harus dilegalisasi oleh Pejabat Koperasi yang bersangkutan.
  • Badan hukum yang diperoleh memungkinkan koperasi untuk melaksanakan segala tindakan hukum termasuk hal pemilikan atas tanah dan bangunan, sebagai diatur dalam perundang – undangan tentang agraria, serta melakukan usaha – usaha yang meliputi seluruh bidang ekonomi.
  • Surat – surat yang diperlukan dalam rangka permohonan mendapatkan Badan Hukum Koperasi tersedia pada kantor koperasi setempat.

Pengertian :

4.1 Anggaran Dasar/ Anggaran rumah Tangga Koperasi
AD / ART merupakan bentuk perikatan dalam koperasi yang menjadi pedoman bagi semua pihak yang terkait dengan koperasi baik dalam pengelolaan tata kehidupan organisasi maupun usaha.

·                  Anggaran Dasar Koprasi
Definisi dan sifat hukum anggaran dasarAnggaran dasar adalah keseluruhan aturan yang mengatur secara langsung kehidupan koperasi dan hubungan antara koperasi dan para anggotanya. Anggaran dasar dibuat dengan persetujuan para pendiri yang memiliki tingkat otonomi tertentu dalam menyusun isi anggaran dasar menurut keinginannya.Pentingnya Anggaran Dasar
·                  Pedoman Penyusunan
Ada beberapa pasal mengenai pedoman penyusunan. Salah satunya yaitu pasal 6 Peraturan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi menyatakan “Menteri memberikan pengesahan terhadapakta pendirian koperasi, apabial ternyata setelah diadakan penilitian Anggaran Dasar Koperasi (a) tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Pekoperasian; (b) tidak bertentangandengan ketentuan umum dan kesusilaan”.

·                  Tujuan Penyusunan
Menunjukkan adanya tata kehidupan koperasi secara teratur dan jelas, yang merupakan bentuk kesepakatan para anggota koperasi, dan kedudukannya kuat secara hukum karena keberadaanya diatur dalam UU no 25 Tahun 1992 dan menjadi dasar penyusunan peraturan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.

·                  Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Koperasi yaitu Anggaran Dasar (AD) koperasi yang membuat ketentuan-ketentuan pokok bagi tata kehidupan koperasi, ada Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi yang memuat himpunan peraturan, mengatur urusan rumah tangga sehari-hari yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari AD. Ada pula pengaturan organisasi, pengaturan usaha, pengaturan modal dan pengaturan pengelolaan.

·                  Cara Penyusunan
Dalam penyusunan AD / ART koperasi, hal-hal harus diperhatikan
  Ø  isi atau materi yang dituangkan dalam AD / ART harus sesuai dengan tujuan dan kepentingan ekonomi anggota yang bersangkutan
   Ã˜  setiap ketentuan harus di mengerti dan dapat dilaksanakan oleh anggota
  Ø  penyusunan AD dapat dikuasakan kepada beberapa orang pendiri yang ditunjuk dan ditetapkan oleh rapat pembentukan koperasi

·                  Materi dan Rambu-rambu Penyusunan
Ada beberapa rincian materi Anggaran Dasar koperasi dalam penyusunan yaitu ketentuan mengenai daftar nama pendiri, ketentuan mengenai nama dan tempat kedudukan koperasi, ketentuan tujuan koperasi, ketentuan mengenai bidang usaha koperasi, ketentuan mengenai pengawas, ketentuan mengenai pengelolaan, ketentuan mengenai jangka wktu berdirinya koperasi, ketentuan mengenai sisa hasil laba usaha, ketentuan mengenai sanksi, ketentuan mengenai pembubaran, ketentuan mengenai perubahan AD dan ketentuan mengenai AD dan aturan khusus



Referensi:



Senin, 13 Juni 2016

Bahasa Internasional

1.       Jika di pilih untuk mempelajari bahasa, apa yang kamu ingin pelajari? Serta berika alasanya!
Bahasa Jepang, karena saya ingin menambah bahasa internasional selain bahasa English, dan saya ingin mengenal budaya di Negara jepang dan memperkaya pengalaman. Jepang juga menjadi tempat wisata para pelancong asal Asia Tenggara. Selain itu, Jepang menunjukkan tempat-tempat wisata yang menarik seperti di kota Tokyo dan Osaka,Japan.  Jepang juga sangat terkenal dengan filem Anime, tokusatsu, membaca manga dan lain-lain.

2. Apa manfaaatnya jika belajar bahasa jepang?
·       Memperluas peluang di dunia kerja dan bisnis

·       Meningkatkan kepekaan bahasa

·       Belajar bahasa Jepang dapat menjadi batu loncatan untuk belajar bahasa Asing lainnya
·       Menambah client atau rekan bisnis asing
·       Dapat belajar teknologi-teknologi maju dari Negara jepang
·       Dapat belajar bisnis dari orang-orang jepang

Kamis, 05 Mei 2016

Komunikasi Verbal,Non Verbal, dan Gabungan Beserta Contohnya

Pengertian Komunikasi Bisnis
          Dalam kehidupan suatu organisasi bisnis, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Seorang pimpinan memerintahkan bawahannya untuk membuat surat pesanan barang, menjawab atau membuat surat aduan, membuat surat edaran umum, membuat surat kontrak kerjasama, membuat surat balasan / tanggapan, dan sejenisnya merupakan hal yang rutin dalam dunia bisnis.
        Secara umum dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Sebagai awal bahasan dalam komunikasi bisnis, maka akan dibahas antara lain bentuk dasar komunikasi yang mencakup komunikasi verbal dan nonverbal, proses komunikasi, sebab-sebab timbulnya kesalahpahaman dalam komunikasi, dan bagaimana cara memperbaiki atau meningkatkan komunikasi.

Bentuk Dasar Komunikasi
        Komunikator yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi bila ingin menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang mampu membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik, bagaimana mengajak peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam diskusi, bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, apakah dilakukan melalui tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).
        Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia bisnis maupun nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1.      Komunikasi Verbal (Verbal Communications)

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari seperti Anda mengirim surat atau telepon kepada orang tua Anda, teman Anda, pacar Anda, Anda berbincang-bincang atau ngobrol dengan teman Anda, Anda ngerumpi dengan tangga sebelah, Anda membaca puisi di depan kelas, Anda mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar, Anda membaca surat kabar, majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio, menyaksikan dan mendengarkan acara televisi dan sejenisnya merupakan contoh bentuk-bentuk komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal antara lain penyampaian pesan melalui surat, memo, teknologi komunikasi modern, rapat pimpinan, briefing kepada karyawan, wawancara kerja, dan presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan dikatakan.

Berikut adalah contoh komunikasi verbal:

1. Berbicara dengan seseorang atau kelompok orang
2. Mendengarkan radio
3. Membaca buku, majalah dan novel,
4. Menulis surat lamaran, surat perjanjian jual beli, brosur, dll.
5. Berpidato dihadapan orang banyak
 

2.      Komunikasi Nonverbal
        Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Berikut adalah contoh komunikasi non verbal:
a. Sentuhan
b. Gerakan tubuh
c. Vokalik atau Paralanguage
d. Lingkungan
e. Kronemik

Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:

•   Seseorang yang menggigit giginya sendiri (istilah Jawanya : getem-getem) untuk menunjukkan kemarahan.
•   Seseorang yang sedang tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan.
•   Seseorang yang membuang muka (istilah Jawanya :mlengos) untuk menunjukkan suatu sikap rasa tidak senang terhadap orang lain.
•   Seseorang yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap menolak atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu.
•   Seseorang yang menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau OK.
•   Pernahkah Anda memperhatikan seseorang yang "grogi" (nervous) saat berpidato di depan umum? Coba simak dengan baik, bagaimana gerak tangan dan kakinya? Bukankah tangan dan kakinya bergerak atau bergetar secara tak teratur, bagaikan seseorang yang sedang kedinginan (bahasa Jawanya : ngewel).

Contoh Gabungan komunikasi verbal dan non verbal

1. Ketika seseorang mengatakan menolak sesuatu dia tidak hanya mengatakan dengan mengucapkan kata “tidak” namun juga disertai “gelengan kepala” atau “jari telunjuk yang bergerak kekiri dan kekanan”.

2. Pada saat akhir pertemuan, seseorang yang berpamitan tidak hanya mengucapkan salam perpisahan/selamat tinggal namun juga melambaikan tangan.

3. Ketika orang marah dia tidak hanya mengucapkan kata-kata kekesalan namun juga menggebrak meja dengan nada suara yang tinggi.

4. Dalam suatu pertemuan, pada saat bertemu dengan teman lama, seseorang tidak hanya mengucapkan “hai” namun juga “mengulurkan tangan untuk bersalaman”.

5. Ketika seseorang memenangkan suatu pertandingan, selain dia mengucapkan “hore aku menang”, dia juga melompat dengan menunjukkan ekspresi wajah kegirangan.

Proses Komunikasi
        Sesuatu yang Anda nikmati saat ini seperti buku yang sedang Anda baca ini, compact disc yang anda dengarkan, acara-acara televisi yang Anda tonton, internet yang Anda nikmati, personal computer yang Anda miliki, dan sejenisnya tidaklah datang begitu saja, tetapi melalui suatu proses yang cukup lama. Begitu halnya dengan komunikasi, ia perlu proses juga.
        Apabila Anda perhatikan, seseorang yang sedang berbicara, menulis, mendengarkan, atau membaca, maka kegiatan komunikasi yang mereka lakukan adalah lebih dari satu tindakan. Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu-individu melalui suatu sistem biasa baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

        Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana seseorang mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), menulis, mendengarkan, dan pertukaran. Menurut Courtland  L. Bovee dan John V.Thill ada lima tahapan dalam proses komunikasi, antara lain:
       
1). Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
2). Ide yang disampaikan diubah menjadi suatu pesan.
3). Pemindahan pesan.
4). Penerima menerima suatu pesan.
5). Penerima memberi tanggapan dan mengirim kembali sebagai umpan  balik ke pengirim.
        
Munculnya Kesalah pahaman Komunikasi
        Didalam suatu pidato, ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi tersebut mencakup antara lain masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan dan penafsiran pesan.

1.      Masalah Dalam Mengembangkan Pesan
          Sumber masalah potensial dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau penerima, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
        Jika seseorang gagal dalam mengembangkan pesan, maka proses komunikasi akan memulai dengan sesuatu yang salah, yang pada akhirnya akan membawa kegagalan yang akan berkelanjutan atau terus menerus.

2.      Masalah dalam Menyampaikan Pesan
        Komunikasi dapat juga terganggu karena munculnya masalah dalam mendapatkan pesan dari pengirim ke penerima. Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor phisik, misalnya sambungan kabel yang jelek, akustik yang lemah, dan tindasan yang tak terbaca. Meskipun gangguan-gangguan tersebut nampaknya sepele, namun mereka dapat memblok atau mengganggu suatu pesan.
     
Jika Anda sedang menyampaikan presentasi makalah atau kertas kerja, pilihlah suatu tempat yang memungkinkan audience Anda dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang Anda sampaikan. Jangan sampai ada diantara mereka yang merasa terhalang oleh sesuatu, seperti terhalang oleh tubuh Anda sendiri atau terhalang oleh tiang (pilar) suatu bangunan. Disamping itu, jika Anda menggunakan sound system, usahakanlah sound system yang baik. Jangan sampai terjadi pada saat-saatnya diskusi sedang menarik, tiba-tiba sound systemnya mengalami gangguan teknis atau macet total.

Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan. Bila dua buah pesan disampaikan sekaligus secara bersamaan, maka akan muncul gangguan dalam arus komunikasi. Masalah serupa juga muncul, bila suatu pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup panjang. Orang terakhir yang menerima pesan ada kemungkinan hanya dapat menangkap pesan sebagian kecil saja dari orang yang pertama atau bahkan pesan yang disampaikan bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.

3.      Masalah Dalam Menerima Pesan
Sebagaimana halnya dengan penyampaian pesan, menerima pesanpun juga tak luput dari adanya suatu masalah. Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima. Sebagai contoh, pada saat Anda sedang mengikuti kuliah di kelas, tiba-tiba terdengar teriakan histeris dari orang-orang yang sedang panik yang terkurung dalam suatu gedung yang sedang terbakar yang kebetulan berdekatan dengan tempat kuliah Anda. Dalam kondisi seperti itu, dapatkah Anda menerima pesan dengan baik? Pada saat asyik membaca-baca di ruang perpustakaan, tiba-tiba lewat seorang gadis cantik dihadapan Anda. Kondisi lainpun dapat terjadi, manakala Anda asyik mengerjakan ujian semester, terdengar suara tabuhan gamelan di seberang bangunan yang kebetulan juga berdampingan dengan sekolah karawitan atau sekolah musik.

Dalam beberapa kasus, gangguan yang muncul berkaitan dengan kesehatan si penerima pesan. Pendengaran yang kurang baik, penglihatan yang mulai kabur atau bahkan sakit kepala, juga dapat mengganggu penerima dalam menerima suatu pesan. Meskipun hal tersebut tidak memblok (menghambat) jalur komunikasi secara keseluruhan, tetapi mereka dapat mengurangi konsentrasi si penerima pesan. Barangkali gangguan yang  paling umum terjadi adalah kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi. Kadang-kadang pada saat berkomunikasi, pikiran melayang memikirkan hal-hal lain diluar yang dibicarakan atau melamun.


4.      Masalah Dalam Menafsirkan Pesan
        Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan terjadi, namun masalah terbesar adalah pada mata rantai terakhir, dimana suatu pesan ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan.  Sebagai contoh sederhana apabila Anda sedang berbicara dengan seseorang yang berasal dari daerah yang berbeda latar belakang budayanya.

Komunikasi Yang Efektif
        Komunikasi yang efektif tentu saja akan dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam komunikasi. Bagaimana mengatasi berbagai hambatan dalam komunikasi? Untuk dapat mengatasi berbagai rintangan dalam komunikasi, maka perlu diperhatikan tiga hal sebagai berikut:

1.      Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati.
        Langkah pertama yang perlu Anda perhatikan dalam berkomunikasi adalah Anda perhatikan apa yang menjadi maksud dan tujuan berkomunikasi dan audience Anda. Katakan apa yang dikehendaki oleh audience Anda, gunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami, tidak bertele-tele, jelaskan point-point yang penting, dan jangan lupa tekankan dan telaah ulang point-point yang penting.

2.      Minimisasi gangguan dalam proses komunikasi.
        Melalui pemilihan saluran komunikasi secara berhati-hati, Anda akan dapat membantu audience Anda untuk dapat memperhatikan apa pesan yang Anda sampaikan. Kalau suatu pesan disampaikan secara lisan, maka perlu diperhatikan bagaimana lokasi atau tempat penyampaian pesan yang nyaman, tenang, akustik/sound system yang baik, tempat duduk yang teratur, rapi, nyaman, ruangan yang sejuk, dan sebagainya. Pendek kata, Anda harus berupaya agar penyampaian pesan-pesan sampai pada sasaran yang dikehendaki tanpa adanya gangguan yang berarti.

3.      Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan.

        Agar pemberian umpan balik (feedback) tersebut memberikan suatu manfaat yang cukup berarti, maka Anda harus dapat merencanakan bagaimana dan kapan suatu pesan yang disampaikan kepada penerima. Kalau Anda menghendaki umpan balik secara cepat, maka Anda dapat memilih sarana komunikasi yang cepat baik melalui tatap muka ataupun melalui telepon. Kalau menurut Anda, umpan balik kurang begitu penting, maka Anda dapat menggunakan sarana lewat tulisan (surat) dalam penyampaian suatu pesan.


Referensi: